Healthy

Prostate Center TCH bisa Kurangi Tingkat Kematian di Indonesia

Published

2 minggu ago

1 November 2025

Pembukaan Prostate & Urinary Stone Center TCH PIK (dok)

Tim dokter urologi TCH juga dulunya, mahasiswa alm. Prof. Dr. dr. Djoko Rahardjo, SpB, SpU(K) yang notabene adalah guru besar urologi FKUI-RSCM. Prof. Satyanegara mengaku sangat dekat dekat dengan alm. Prof. Djoko Rahardjo semasa hidupnya.

“Kami (Prof. Satyanegara dan Prof. Djoko Rahardjo) tidak pernah lepas. saya praktik di Mayapada hospital, beliau ikut. Di TCH, kami sama-sama bergabung, dan kami berdua sangat membantu pasien yang butuh penanganan urologi.”

“Saya berharap tim dokter urologi di TCH, dokter Firdianto, dokter Stevano Sipahutar, dokter Saras Serani juga semangat membantu pasien seperti semangatnya kami berdua (Prof. Satyanegara dan alm. Prof. Djoko Rahardjo),” kata Prof. Satyanegara saat memberi kata sambutan di TCH.

Sementara itu, Dr. Firdianto, Sp.U melihat kasus urologi yang paling banyak, yakni batu salurah kemih (urinary stone). Kedua terbanyak, yakni pasien prostate atau batu ginjal. Sehingga Prostate & Urinary Stone center di TCH ditunjang dengan alat kesehatan teknologi tinggi.

Misalkan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (SWL), yakni penanganan batu ginjal menggunakan gelombang kejut energi tinggi dari luar tubuh untuk memecah batu menjadi pecahan kecil yang bisa keluar melalui urine.

“Ada juga alat Litotripsi laser yang menghancurkan batu saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra) menjadi serpihan kecil menggunakan energi laser, sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui urine,” kata Dr. Firdianto.

Tim dokter juga menerapkan teknik bedah robotik untuk tangani prostate cancer. Tim dokter terdiri dari empat dokter, termasuk dokter perempuan, Saras Serani yang tangani kasus penderita prostat wanita usia tua. Center tersebut punya alat khusus untuk tangani kasus penderita wanita usia tua.

“penanganan prostate cancer dengan teknologi robotik, sudah sampai 18 tindakan di TCH. Robotic sudah ada di TCH sejak satu tahun lalu,” kata Dr. Firdianto.*** (Liu)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.