Bincang
Edisi Wawancara Khusus dengan Jusuf Hamka-part 2
Edisi Pertama wawancara khusus dengan Yusuf Hamka.Pembina dua klenteng di Singkawang, Wihara Dharma Bhakti (Jin De Yuan)

Pantausidang, Jakarta – Edisi Pertama wawancara khusus dengan Yusuf Hamka.
Di keluarga Anda, ada empat agama dari anggota-anggota keluarga, ada Islam, Buddha, Kristen, Katolik. Pernah ada masalah pa JH untuk membantu umat Islam?
Saya Pembina dua klenteng di Singkawang, Wihara Dharma Bhakti (Jin De Yuan), ada kasusnya juga (Jin De Yuan). Awalnya, permasalahan Yayasan (Jin De Yuan) ditangani selama tiga tahun oleh seorang pengusaha ternama, (masalahnya) tidak beres.
Ribut-ribut (terus). Saya diskusi dengan beliau (salah seorang pengusaha swasta nasional) selama satu jam, lalu diserahkan kepada saya.
Dan saya tangani, beres. Dalam kurun waktu 3 jam, (konflik internal Yayasan Jin De Yuan) beres.
Pembina Yayasan
Sehingga mereka meminta saya menjadi Pembina Yayasan Jin De Yuan. Kwan Im nya sakti (di Jin De Yuan), saya tidak dikasih mundur sejak tahun 2017 sebagai Pembina.
Itu kan klenteng tertua, hampir 400 tahun usianya. Setelah kebakaran, sedang dibangun kembali. Saya tidak minta dari siapa-siapa. Kemarin, (dana) dimakan pengurus, kalau ada yang makan duit Klenteng, dia disumpahi cilaka.
Banyak yang tilep (uang dana Jin De Yuan). Ada anak angkat pak Aggi Tjetje (kakak JH), minta jadi pengurus, tapi dia makan duit, ditangkap polisi. Setelah itu dikeluarkan (dari tahanan kepolisian).
Conflict of interest, bisnis dan social keagamaan, social kemasyarakatan?
Tidak ada conflict of interest. Yang penting, kalau mau beragama, beragama yang baik. Sehingga orang Islam harus menjadi Islami, begitu pula orang Kristen, Buddha juga. Jadi Percuma, sembahyang, tapi kalau perilaku barbar. Bisnis dan social keagamaan berjalan beriringan. Pada ajaran Islam juga mengajarkan seperti itu
Ada kan pengusaha yang memanfaatkan agama untuk kegiatan keekonomiannya?
Jangan lha….
Hal itu tidak terjadi pada diri Anda?
Ngapain? Saya nggak pernah minta donasi dari siapapun. Dalam Islam, (disebutkan) kita cari uang sebanyak-banyaknya, seolah-olahnya engkau akan hidup 1000 tahun lagi.
Berbuat amal sebanyak-banyaknya, seolah-olah, engkau akan mati esok hari. Gunakan harta kita untuk agama, jangan agama dijadikan untuk cari harta. *** Liu
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Nasional4 hari ago
Kisruh Internal PT Pegadaian: Serikat Pekerja Ancam Gugat ke Pengadilan, Tuntut Kepatuhan pada PKB
-
Profil4 minggu ago
Kesekian Kalinya, Prof Satyanegara Menerima Penghargaan
-
Niaga1 minggu ago
Agribisnis Indonesia dan Peluang Investasi Delegasi Hunan, China
-
Dakwaan4 minggu ago
Ahli Sebut Praktik Lebur Cap Antam Membuat Margin Antam Tipis