Connect with us

Niaga

INTI Jabar Dorong, Tingkatkan Playing Field UMKM melalui Sinergitas

Published

on

UMKM resto seafood di Jl. Soka Bandung menerapkan strategi pengembangan usaha untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar yang ketat (dok)

Jakarta, pantausidang — DPD Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Barat (Jabar) melihat urgensi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) khususnya di Bandung dan sekitarnya meningkatkan strategi pengembangan bisnis untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Ada berbagai upaya pendekatan dan taktik yang dapat diadopsi UMKM untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas bisnis.

Ketua Bidang ekonomi Perhimpunan INTI Jabar, Selfana Gunawan atau Go Lie HongPlaying field UMKM bisa naik dengan berbagai strategi. Misalkan usaha resto atau café, harus bisa menjaga kekhasan rasa dan harga bersaing dan perlu standarisasi juga,” ketua bidang ekonomi INTI Jabar, Selfana Gunawan atau Go Lie Hong mengatakan kepada Redaksi.

UMKM tetap punya banyak peluang, namun juga penuh dengan tantangan. Siap atau tidak, UMKM harus berani meningkatkan playing field nya sehingga mencapai profitabilitas yang layak.

Ia mencontoh strategi berpeluang (bisnis), dari tidak ada menjadi dengan mengidentifikasi kebutuhan pasar, mengembangkan ide kreatif, dan memanfaatkan sumber daya yang ada. “resto seafood di Bandung yang saya kelola. Awalnya tidak ada, lalu menjadi ada. Dulu, orang Bandung jarang makan seafood di Bandung, tapi mereka pergi ke Jakarta. Sehingga saya berpikir untuk buka usaha seafood di Bandung. Saya merintis dari nol sampai membangun branding Seafood Bandung,” kata alumni fakultas teknik industri ITN Malang.

Selain mindset harus dimiliki UMKM demi kesuksesan bisnis, dari hal yang paling kentara yakni cermat mempertimbangkan risiko. Banyak UMKM yang ketika sudah mulai berhasil, mereka cenderung jor-joran menambah aset.

Beberapa UMKM di Bandung, ketika omset penjualan meningkat, mereka mengambil langkah berani penuh risiko. Salah satunya, mereka sering sewa gedung mewah dan mahal untuk lahan usahanya.

“Kalau omzet mulai meningkat, mereka langsung sewa gedung mewah, takutnya RoI ( return of investment ) atau titik impas nggak tercapai. Perilaku yang kurang cermat, salah kaprah akhirnya berujung gagal,” kata pemilik usaha resto seafood di Jl. Soka Bandung.

Selfana Gunawan (paling kanan) mengibaratkan perusahaannya (foodservice distributor) seperti miniatur sebuah negara. Management waktu, personalia, marketing, warehouse, dll pada perusahaan sama seperti mengelola kementerian negara dengan bidang dan urusan tertentu dalam tatanan pemerintahan

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Laman: 1 2

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Facebook

Coaching Clinic KUHP by Forwaka

Tag

Trending