Nasional
Upaya UMKM Sambal Indonesia Terbentur Rantai Pasok
Produk sambal BBF dengan berbagai varian, termasuk yang berbahan baku ikan tongkol, cumi, teri masih diupayakan untuk efisiensi biaya dan resiko

Jakarta, Pantausidang – Pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) CV Big Boss Food (BBF) di Cilegon, prov. Banten optimis dengan pasar ekspor terutama di negara-negara yang banyak pekerja migran asal Indonesia seperti Arab Saudi, Hong Kong, Taiwan, Aussie dan negara lainnya, walaupun management rantai pasok nya belum optimal.
Produk sambal BBF dengan berbagai varian, termasuk yang berbahan baku ikan tongkol, cumi, teri masih diupayakan untuk efisiensi biaya dan resiko.
“Di Arab Saudi, semakin banyak buruh migran beli sambal kami. Di Aussie, Hong Kong, Taiwan ada toko khusus jualan makanan Indonesia termasuk sambal Big Boss. Kalau ekspor (sesuai ketentuan Tata Laksana Ekspor), kami tidak bisa,” kata Atung, pemilik BBF, Minggu (31/3/2024).
Bukan hanya konsumen di luar negeri, orang Indonesia terutama yang jauh dari Jakarta, seperti Papua juga beli dan kirim dengan hand carry. Karena kalau pengiriman paket dengan jasa ekspedisi, dari Jakarta ke Papua, Maluku, Maluku Utara, biayanya relatif mahal.
Sementara, sambal BBF semakin disukai masyarakat di Papua, Maluku. “Sekali bawa, sekitar 70 botol. Kalau permintaan agak sepi, dia beli sekitar 50 botol,” ujarnya.
Pembeli biasanya bawa sambal sampai ke Bandara Soekarno Hatta (Soeta). Lalu, ada rekan lain atau saudaranya yang bisa bantu membawa langsung ke Papua atau Maluku.
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Profil4 minggu ago
Kesekian Kalinya, Prof Satyanegara Menerima Penghargaan
-
Niaga5 hari ago
Agribisnis Indonesia dan Peluang Investasi Delegasi Hunan, China
-
Dakwaan4 minggu ago
Ahli Sebut Praktik Lebur Cap Antam Membuat Margin Antam Tipis
-
Ragam3 minggu ago
Mengapresiasi Seni Gitar Klasik dengan Visi & Misi Berbeda