Connect with us

Nasional

Anthony Putihrai (Tamara Group): “Sehingga nama keluarga kami menjadi baik”

Di sisi lain, perjalanan Tamara Group juga sempat dikait-kaitkan dengan permasalahan kerawanan penyelewengan dana BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia).

Published

on

Satu saat, ada pejabat Kementerian Keuangan dan beberapa wartawan yang tanpa bertanya lebih dahulu mengenai perihal yang sebenarnya, tanpa basa-basi, langsung menulis berita yang tidak benar.

Begitu pula saat sesi foto bersama, si A, si B, si C dan seterusnya berdiri berjajar sehingga (wartawan) menyimpulkan bahwa (BoD Tamara) sebagai penerima dana BLBI. Kendatipun, ia tidak memungkiri bahwa ada kewajiban Bank Tamara kepada pemerintah.

“Puji Tuhan, kami lunasi dengan full, tanpa beli surat berharga. Yang sempat heboh, ramai di sosmed, ada yang bertanya-tanya, mengapa bisa lunas utang si A, si B??. Tentunya, kalau saya lihat dari perspektif hukumnya, mereka (penerima dana BLBI, pemilik bank) beli instrument pembayaran yang disetujui pemerintah,” kata Anthony.


Dengan kesepakatan pembelian instrument pembayaran, berapapun harganya, (nilainya) sudah sama dengan. Hal tersebut ranah Kementerian Keuangan. Ia juga tidak mau hal-hal tersebut terus diperdebatkan.

Keluarga Pak Beng sudah membayar secara full pada tahun 2009, tanpa membeli surat berharga. Kalau hutangnya misalkan sebesar 100 milyar, keluarganya membayar 100 milyar juga.

Pemilik bank yang lain, (skema pembayaran) bukan dalam bentuk discount tapi bentuk instrument yang diterbitkan pemerintah, disahkan oleh DPR yakni SKL (surat keterangan lunas).

Setelah mereka membeli Surat berharga, pemerintah menerbitkan SKL.

“Bank kami juga sudah, kakak saya juga sudah almarhum tahun lalu. Kita luruskan, bahwa BTO Tamara bukan BLBI. Mereka pikir, keluarga kami punya bank, yang lain punya bank, seakan-akan swap, si A dan si B, saling meminjamkan. Kita tidak menggunakan jasa lawyer (pengacara), pada saat itu sah-sah saja. Kita punya bank, si A punya bank, legal lending limit kami terbatas.

Kami meminjamkan kepada property anda. Begitu pula, sebaliknya, kalau (asset property) itu bagus, jaminan mencukupi, itu sah sah saja. Unfortunately, thn 98, itu kan asia crisis, (skalanya) terbesar. (rate US$), dari 1 US$ setara dengan Rp 2000 menjadi tiba-tiba Rp 15000, (perusahaan, bank) pasti bangkrut. Hampir semua yang punya bank tutup,” kata Anthony.*** (Liu)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Laman: 1 2

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Facebook

Coaching Clinic KUHP by Forwaka

Tag

Trending