Niaga
EV untuk Transporter Logistik atasi Inefisiensi, Biaya Tinggi
Bangka, pantausidang — Upaya pengembangan jaringan pendingin di Indonesia tinggal selangkah lagi menggunakan armada kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), sehingga transporter logistic bisa semakin efisien dan efektif termasuk pengiriman hasil perikanan seperti udang dan lain sebagainya.
Selama ini, banyak transporter (jasa pengiriman) mengeluh supply chain mengalami inefisiensi, berbiaya tinggi.
“inefisiensi supply chain disebabkan terutama kelangkaan BBM solar. Biaya pengiriman mencapai 30 – 35 persen dari total biaya pengiriman,” chairman Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengatakan kepada Redaksi.
Di daerah, solar masih sulit didapat. Sehingga beberapa transporter sempat ganti solar dengan Pertamina DEX, yakni modifikasi solar yang memiliki karakter menyerupai.
Solar yang digunakan bersumber dari bahan bakar produk Pertamina yang dijual di pasaran. Para transporter memanfaatkan Pertamina DEX mengirim berbagai barang dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah lain.
“Tetapi biaya pengiriman, setelah dihitung-hitung, tetap memberatkan end-users sampai 50 persen. Sehingga dalam waktu dekat, kami mau uji coba EV untuk perusahaan jasa transporter. Rata-rata umur baterainya sampai delapan tahun, jarak tempuh 300.000 kilometer,” kata Hasanuddin Yasni di sela Seminar Perikanan & Udang 2025 yang diselenggarakan Majalah TROBOS Aqua di Pangkalpinang Bangka, Babel.
ARPI intens berkoordinasi dengan direktorat jenderal perhubungan darat (Hubdat) kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk penerbitan regulasinya.
Selama ini, pemerintah melalui Kemenhub memberikan insentif fiskal untuk kendaraan listrik berbasis baterai jenis mobil penumpang, dan bus listrik.
Sementara EV untuk mendukung kegiatan perdagangan dengan logistic transportasi, pengiriman barang belum mendapat insentif.
“Selama ini, subsidi lebih banyak untuk EV penumpang, seharusnya dialokasikan ke logistic juga. Sehingga pemerintah tidak perlu lagi interupsi terutama ketika terjadi kelangkaan BBM solar.”
“EV untuk kendaraan berpendingin logistic bisa mendukung kegiatan tambak udang, pengolahan produk perikanan. strategi pemerintah untuk menekan biaya logistic Indonesia yang selama ini mahal terhadap PDB (produk domestic bruto), jauh lebih tinggi dibandingkan rasio di negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia,” kata Hasanuddin Yasni. *** (Liu)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Saksi4 minggu agoKasus Korupsi DJKA Medan, KPK Periksa Dirut PT Karya Logistik Nusantara Fery Hendriyanto
-
Nasional1 minggu agoHuang De Wei 黃德維, Asisten Pribadi Alm. The Ning King untuk Kegiatan Mandarin
-
Saksi4 minggu agoKPK Periksa Komisaris PT Tri Tirta Permata, Eddy Kurniawan Winarto Soal Dugaan Korupsi Jalur Kereta Api Medan
-
Saksi3 minggu agoKepala Departemen Pembiayaan Syariah LPEI Kamaruzzaman Kembali Diperiksa KPK


You must be logged in to post a comment Login