Nasional
Huang De Wei 黃德維, Asisten Pribadi Alm. The Ning King untuk Kegiatan Mandarin
Jakarta, pantausidang — Alm. The Ning King, lahir di Bandung, Jawa Barat pada 20 April 1931, untuk bangsa dan negara Indonesia dari tokoh bisnis di Indonesia yang visioner tanpa harus mengganti nama Tionghoanya.
Almarhum pak The, pendiri Argo Manunggal Group dan tokoh penting di balik pengembangan kawasan Alam Sutera. Beliau telah berpulang pada 2 November 2025 di Singapura, dalam usia 94 tahun.
Tapi jasa-jasanya terutama untuk kontribusi perekonomian nasional, alm. Pak The punya visi yang luar biasa, terutama saat awal memulai perjalanan usahanya di industri tekstil pada awal 1960-an.
Masa-masa muda alm. The Ning King, terutama daya ingatnya yang di atas rata-rata. Banyak yang menilai seperti itu. Misalkan pada rapat/pertemuan, sempat bahas topik tertentu. Lalu selanjutnya, dia masih ingat poin-poin nya.
“Saya (Huang De Wei / 黃德維) mendampingi di masa tuanya beliau saja (usia 80 tahun). Tapi waktu masih muda, almarhum juga punya daya ingat yang tinggi. kegiatan saya (sebagai asisten), misalkan rapat dengan pebisnis China karena banyak yang tidak bisa bahasa Indonesia. Sehingga saya bantu terjemahan termasuk surat menyurat, notulen rapat,” kata Wira.
Waktu masih muda, almarhum juga tegas. Para direktur, misalkan dipanggil, satu bulan kemudian, dia masih ingat materi pembahasan. Almarhum selalu tanya terutama apa yang diperintahkan.
Wira juga bantu untuk kegiatan sosialnya almarhum termasuk CSR (corporate social responsibility) di sekolah, pertukaran budaya PPIT (perhimpunan persahabatan Indonesia Tiongkok).
“Saya mulai bantu almarhum tahun 2014 – 2020. Saya bantu terjemahan, surat menyurat dalam bahasa mandarin, dan proyek tertentu. Tapi proyek, sebatas penjajakan bisnis investasi, tidak semuanya bisa berjalan efektif sesuai rencana awal,” kata Wira, alumni salah satu universitas di Taiwan.
Kegiatan lain almarhum, yakni Perkumpulan Hokchia se-dunia, yang sempat membangun hotel di Kuching Malaysia. Pembangunan hotel secara patungan dengan perantauan suku Fuqing dunia di kota Fuqing prov.
Fujian China, yang notabene tempat kelahiran asal leluhur alm. pak The. Beliau sempat juga membangun sekolah akademi tekstil di Bandung, membeli tanah untuk pavilion Museum Budaya Tionghoa di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
“Saya sebagai asisten sebatas mendampingi saja, terutama kalau audiens atau tamu pak The, asal China dan tidak bisa bahasa Indonesia,” kata Wira (Huang De-wei).
Pengabdian almarhum sudah mulai sejak zaman Orde Lama (Orla), yakni ketika ditunjuk Ali Sastroamidjojo (perdana Menteri ke-8 Indonesia) dan alm. Sukamdani Sahid Gitosardjono untuk percepatan pertumbuhan ekonomi saat itu.

Wira atau Huang De Wei 黃德維 (kiri), alm. Pak The Ning King (tengah)
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Saksi4 minggu agoKPK Panggil Dirut PT Satkomindo Mediyasa Setiyarta di Kasus Korupsi Mesin EDC BRI
-
Saksi4 minggu agoKPK Periksa Bos PT Mitra Dinamis Yang Utama, Muhammad Deny di Kasus K3 Kemenaker RI
-
Saksi3 minggu agoUsut Dugaan Korupsi LPEI, KPK Panggil Dirut PT Putra Bulian Properti Wilson Jacobes
-
Saksi4 minggu agoBos Adaro Boy Thohir Berpeluang Diperiksa di Sidang Korupsi Pertamina


You must be logged in to post a comment Login