Connect with us

Nasional

Huang De Wei 黃德維, Asisten Pribadi Alm. The Ning King untuk Kegiatan Mandarin

Published

on

Wira atau Huang De Wei, berfoto di depan Jinan University Chinese Language College, Guangzhou city Tiongkok. awalnya gedung ini, fakultas kebudayaan dan diubah jadi gedung The Ning King (Zheng Nian Jin).

Waktu Orla, Waktu ditunjuk oleh Sastroamidjoyo, beliau menjabat sekretaris Bahasa mandarin. Tahun 1990, waktu normalisasi hubungan diplomatic Indonesia -Tiongkok, pak The aktif menginisiasi perdagangan langsung, dan melapor langsung kepada presiden Soeharto.

Inisiatif beliau, dan Sukamdani untuk normalisasi hubungan diplomatic.

“Almarhum juga masuk 10 besar konglomerat terbesar Indonesia sewaktu orde baru (Orba), sering diundang pak Harto tempat peternakan Tapos di kawasan Ciawi, Bogor,” kata Wira.

Saat pertemuan konferensi Asia Afrika Konferensi Asia-Afrika 1955, pak The juga diundang menghadiri pertemuan pengusaha muda Tionghoa Indonesia dan teringat pesan perdana Menteri Tiongkok saat itu.

Bahwa Tionghoa di luar negeri seperti anak yang telah menikah keluar yang masih dan selalu mengingat orang tuanya di negeri asal leluhur.

“Kita (Tionghoa di perantauan) tidak cukup hanya membuka usaha toko saja di negara setempat. Sebaliknya, kami harus membuka usaha industri merekrut sebanyak-banyaknya tenaga kerja local dan memberi kesejahteraan masyarakat di negara setempat,” kata Wira mengingat cerita pak The semasa hidupnya.

Semangat membangun bisnisnya, Pak The terus mengeksplorasi prospek dan potensi yang ada, mulai dari pembukaan pabrik textile terpadu, pabrik seng, pabrik besi baja, pabrik pakan ayam, pembangunan kawasan industri dll.

Almarhum sempat menjadi komisaris (per periode tertentu) pada kepengurusan Yayasan Univ. Tarumanagara (Untar). Periode selama dua tahun, almarhum aktif. Almarhum sempat memindahkan Xinya College di Asemka, Pinangsia dan merger dengan Untar.

“Kami (menurut bagian keuangan Perusahaan alm,) nombok dalam jumlah besar karena Xinya College rugi terus. Xinya college, dulunya di Gedung bank milik almarhum. Tapi bank tersebut tutup, dan diubah fungsinya, menjadi Xinya college. Ada beberapa guru sekolah (zaman Orla) yang aktif saat itu,” kata Wira.

Alm. Merintis usaha/bisnisnya di nomor 38 Jl. Pintu Kecil, Roa Malaka Tambora. sejak itu, plat nomor alm selalu nomor 38. Sampe sekarang, toko no. 38 Jl. Pintu Kecil masih eksis. Almarhum sempat dijuluki raja tekstil Asia.

Sedari awal, almarhum merintis dari nol, di Jl. Pintu Kecil No. 38. Toko tetap dipertahankan, dan tidak akan digusur, krn nilai Sejarah dan fengshui. Argo Pantes di Tangerang, satu lini produksi masih berjalan, tidak ditutup. Argo Pantes masih operasional. Satu lini produksi tetap berjalan, tapi tidak sebanyak dulu.

“Dulu, ada juga pabrik cabang di Kawasan industry MM 2100 Cibitung Bekasi. Awal mula berbisnis, asset pabrik di Tangerang, MM 2100, tidak melulu dgn nomor 38. Tapi hanya mobil-mobilnya almarhum dengan plat nomor 38,” kata Wira. *** (Liu).

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Laman: 1 2

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Advertisement

Facebook

Setahun Kemenkum

Tag

Trending