Kejagung Periksa Crude Trading Manager ISC, dalam Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina

SS, mantan Crude Trading Manager ISC 2018–2021, diperiksa untuk memperkuat berkas perkara tersangka HW dan kawan-kawan dalam kasus tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina periode 2018–2023

Jakarta, pantausidang – Kejaksaan Agung, melalui Tim Jaksa Penyidik Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS), pada Kamis, 15 Agustus 2025, memeriksa satu orang saksi berinisial SS, yang pernah menjabat sebagai Crude Trading Manager ISC pada periode 2018–2021. Pemeriksaan itu terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di lingkungan PT Pertamina (Persero), Sub-Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018–2023, atas nama tersangka HW dan lainnya .

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Anang Supriyatna, menyampaikan, “Pemeriksaan saksi ini dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud.” Pernyataan ini disampaikan kapuspenkum atas nama Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Febrie Adriansyah.

Perkara ini bermula dari penyidikan terhadap dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina beserta sub-holding dan KKKS selama tahun 2018–2023, yang telah merugikan keuangan negara hingga Rp 193,7 triliun .

Pada 10 Juli 2025, Kejaksaan Agung menetapkan sembilan tersangka baru, termasuk yang berinisial HW, yang merupakan mantan SVP Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina periode 2018–2020 . Tersangka lainnya adalah pejabat tinggi Pertamina seperti Riva Siahaan, Yoki Firnandi, Sani Dinar Saifuddin, dan lainnya yang berperan dalam pengaturan pengadaan impor minyak mentah, produk kilang, serta praktik mark-up kontrak dan blending yang merugikan negara. *** (Red)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.