Connect with us

Ragam

Kemenparekraf dorong IINTLA adukan, cek praktik TL Asing

Saya pernah dapat complain dari Bali, Bintan tahun 2017. Rombongan turis membuka charter flight, ternyata ada TL asing ”, kata Vinsensius Jemadu

Vinsensius Jemadu (Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

Pantausidang, Jakarta – Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mempersilakan para Tour Leader (TL) atau pemandu wisata dalam negeri Indonesia yang bergabung pada Indonesian Inbound Tour Leader Association (IINTLA) untuk mengadu langsung kepada kantor imigrasi terkait dengan praktik TL Asing.

Masalah praktik TL Asing mengemuka pada acara Pelantikan Pengurus DPP/DPW (periode 2022 – 2023) IINTLA di Gedung Sapta Pesona.

“Saya pernah dapat complain dari Bali, Bintan (Prov. Kepulauan Riau) sekitar tahun 2017. Rombongan turis membuka charter flight, ternyata ada TL asing yang kerja,” Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu mengatakan kepada Redaksi.

Vinsensius yang sempat bekerja sebagai professional TL selama 29 tahun juga merasakan dampak negatif dari praktik TL asing di Indonesia.

Sehingga dengan berdirinya IINTLA, salah satu tujuannya juga bisa mengurangi dampak negatif dari banyaknya wisatawan mancanegara ke berbagai destinasi wisata termasuk Bali, Bintan.

“IINTLA bisa membentengi, jangan sampai TL asing ambil ‘periuk nasi’ TL Indonesia. Aturannya sudah jelas, bahwa orang asing dilarang bekerja di Indonesia. Apalagi TL tersebut menggunakan visa turis,” kata Vinsensius


Hal ini penting karena satu bulan lalu Presiden RI Joko ‘Jokowi’ Widodo sempat mengingatkan ada sekitar 60 negara yang alami krisis beberapa sector. Bahkan kondisinya sampai pada titik kritis, termasuk dampak perang Rusia – Ukraina.

Hal ini otomatis berdampak pada sulitnya mendapatkan pekerjaan. Sehingga semua stakeholder (pemangku kepentingan) harus bekerjasama untuk menjaga kondusifitas kegiatan wisata.

“Semua yang gabung IINTLA, (TL) berada di garis terdepan untuk cek, mengidentifikasi dan melaporkan (praktik TL asing),” kata Vinsensius.

Di sisi lain, pemahaman substansi terkait dengan destinasi wisata juga harus semakin dikuasai TL dalam negeri.


Upaya memberi pelayanan optimal, sehingga turis bisa mendapat info yang comprehensive. TL pasti menguasai beberapa bahasa asing, termasuk Inggris, Mandarin, Spanyol dan lain sebagainya.

“Tapi substansi wisata masih lemah. TL harus update kemampuan sehingga bisa melayani secara prima. Karena kedepannya, yang penting bagi wisatawan, yakni experience, engagement.”

“Mereka datang, bukan sekedar leisure, tapi ada pengalaman, keterlibatan di tengah-tengah aktivitas wisata,” kata Vinsensius. *** Liu.

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Continue Reading
Advertisement

Facebook

Advertisement

Tag

Trending

Open chat
1
Butuh Bantuan?
Hello 👋
Ada yang bisa saya bantu?
Pantausidang.com
×

Assalamualaikum wrb

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Hubungi Kami