Connect with us

Nasional

Masjid Istiqlal dan ICMI Teken MoU Kajian Sosial, Keagamaan, dan Keindonesiaan

MoU ditandatangani oleh Ketua Umum PP ICMI Arif Satria dan Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama KH Nasaruddin Umar

Published

on

Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama KH Nasaruddin Umar (tengah) dan Ketua Umum PP ICMI Arif Satria (kanan) serta Wakil Direktur M3I dan Direktur CIDES ICMI Andi Faisal Bakti (kiri) saat penandatanganan MoU, Kamis (6/3/2025). Foto: Sabir Laluhu.

Jakarta, pantausidang – Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) dan Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (PP ICMI) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman tentang kajian sosial, keagamaan, dan keindonesiaan.

MoU ditandatangani oleh Ketua Umum PP ICMI Arif Satria dan Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama KH Nasaruddin Umar, di Aula VVIP Lantai 1 Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Para pengurus ICMI dan badan otonom ICMI serta para pengurus BPMI dan badan otonom Masjid Istiqlal turut hadir dalam kegiatan ini.

Untuk implementasi program berbasis MoU tersebut, di antara pelaksananya nanti adalah Majelis Muzakah Masjid Istiqlal (M3I) dan Center for Information and Development Studies (CIDES) ICMI.

Penandatanganan MoU juga dirangkaikan dengan pembukaan program podcast M3I. Narasumber perdana program ini adalah peneliti utama politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) R Siti Zuhro. Diketahui, M3I menggarap 12 kali podcast pada bulan Ramadan 2025 yang akan disusul dengan total 30 podcast lanjutan.

Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama KH Nasaruddin Umar menyatakan, Masjid Istiqlal adalah masjid yang dibangun dari pajak yang dibayarkan rakyat sehingga siapapun bisa masuk Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal pun menjadi episentrum kemanusiaan dan umat agama apapun bisa beraktivitas di Masjid Istiqlal. Hal ini kata Nasaruddin, mengambil tamsil dari Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dan masjid di masa Nabi.

“Itu mencontoh masjidnya Nabi. Nabi pernah mengundang 60 tokoh lintas agama yang diketuai oleh Abdul Masih dari Kristen Ortodoks pada waktu itu,” ujar Nasaruddin.

Dia menjelaskan, masjid di masa Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam juga berfungsi menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk umat dan keumatan. Misalnya, masjid dipergunakan sebagai pusat merancang strategi perang kala itu, untuk tempat latihan bela diri, maupun untuk tempat pelaksanaan kegiatan seni, dan lain-lain.

“Nah, kita ingin di Masjid Istiqlal ini kita lakukan lebih banyak lagi kegiatan. Karena, saat ini punya 42 kegiatan yang sebelumnya diresmikan oleh Wakil Presiden. Tidak ada masjid di dunia ini ada gym center, di samping gedung ini ada gym center. Tidak masjid yang punya terowongan antar-rumah ibadah, tetapi kita punya,” tuturnya.

Nasaruddin melanjutkan, Masjid Istiqlal bisa menjadi rumah bersama bagi para pengurus ICMI dan para intelektual muslim untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk kepentingan seluruh umat Islam maupun umat agama lain serta bagi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Dalam konteks inilah, Masjid Istiqlal sangat menyambut baik kerja sama dengan ICMI sebagaimana penandatanganan MoU pada Kamis (6/3/2025).

“Kehadiran ICMI tentu diharapkan memperkuat Masjid Istiqlal. Dan, kesempatan Istiqlal untuk melakukan empowering terhadap ICMI pasti akan saling menguntungkan. Karena itu, kami berterima kasih kepada Profesor Andi Faisal yang baru saja bergabung dengan kami di Masjid Istiqlal tetapi sudah melakukan terobosan dan inilah sumber daya manusia yang sangat kita butuhkan,” ucap Nasaruddin.

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Laman: 1 2

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Facebook

Tag

Trending