Connect with us

Ragam

Pertanian Tumbuh Pesat: Ekspor Naik 42%

Published

on

Nilai Tukar Petani atau NTP capai rekor 124,36 dan HET pupuk bersubsidi turun 20%—kebijakan pemerintah dipuji petani 

Jakarta, pantausidang — Sektor pertanian Indonesia mencatat sejumlah capaian penting: ekspor komoditas pertanian melonjak signifikan, Nilai Tukar Petani (NTP) mencetak rekor tertinggi, dan harga pupuk bersubsidi diturunkan secara substansial. Pemerintah menyatakan hasil tersebut sebagai buah dari kebijakan terpadu yang menitikberatkan pada produktivitas, efisiensi distribusi, dan kesejahteraan petani.

Ringkasan capaian

Ekspor produk pertanian dilaporkan naik sekitar 42,19 persen dibanding periode sebelumnya, sehingga mendorong pendapatan negara dari sektor agrikultur.

Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada September 2025 tercatat 124,36, level tertinggi yang menandakan daya beli petani meningkat.

Pemerintah menetapkan penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi hingga 20 persen, yang diharapkan meringankan biaya produksi petani. Keputusan ini berlaku mulai 22 Oktober 2025.

Data Biro Pusat Statistik

Data BPS menunjukkan kenaikan NTP yang dipengaruhi oleh peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) lebih tinggi ketimbang Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), sehingga mencerminkan perbaikan margin pendapatan petani. Kenaikan NTP ini juga didukung oleh peningkatan permintaan ekspor dan harga beberapa komoditas unggulan.

Deputi/Biro statistik BPS, M. Habibullah, menjelaskan kenaikan NTP pada September 2025 disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani—artinya harga hasil panen meningkat relatif terhadap harga input.

“Kenaikan NTP terutama dipengaruhi oleh sejumlah komoditas unggulan,” ujar Habibullah.

Sementara itu, Kementerian Pertanian dan sejumlah media melaporkan lonjakan ekspor hasil pertanian sekitar 42,19 persen—angka yang menunjukkan peningkatan volume dan/atau nilai jual ke pasar internasional. Pemerintah menyebut capaian ini sebagai hasil kombinasi dukungan kebijakan, perbaikan logistik, dan promosi produk pertanian di pasar global.

Pengumuman penurunan HET pupuk bersubsidi, menurut Kementan, merupakan kebijakan efisiensi harga yang melibatkan peninjauan rantai pasok, subsidi, dan regulasi HET sehingga harga yang dibayar petani lebih ringan. Rincian daftar harga baru juga telah dipublikasikan oleh pemerintah.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan capaian ekspor, NTP, dan penurunan harga pupuk mencerminkan keberhasilan kebijakan prioritas kementerian selama setahun terakhir.

Ia menegaskan langkah-langkah itu bertujuan memperkuat kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Dari kalangan legislatif, Ketua Fraksi/anggota DPR/MPR yang mengomentari kebijakan penurunan pupuk menyambut baik kebijakan tersebut dan berharap penurunan harga benar-benar sampai ke tangan petani di lapangan.

Contoh respons publik: “Penurunan harga pupuk ini kabar menggembirakan… optimisme bagi petani,” kata salah satu pejabat parlemen dalam rilis Kementan.

Perwakilan petani dan kelompok tani menyatakan optimisme tetapi juga mengingatkan perlunya pengawasan distribusi agar subsidi dan penurunan harga tidak disalahgunakan.

Dalam rilis Kementan, petani disebut menyambut baik HET baru karena berdampak langsung pada biaya produksi. *** (Red – sumber medsos Kementan)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Advertisement

Facebook

Setahun Kemenkum

Tag

Trending