Scripta
Suka Mengantuk Setelah Makan? Mungkin Anda Mengalami Food Coma
Oleh Amara Khalilah C.L., Irene Joanely Quinn L.T., Lailatul Mayhendra, Muhammad Daffa Firdaus P.S., Thrasya Varelie, Tsurayya Azzahra A.
Pengantar
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami rasa kantuk, apalagi setelah mengonsumsi makanan yang banyak dan tinggi karbohidrat.
Fenomena ini disebut Postprandial sleepiness atau juga dikenal dengan istilah Food Coma.
Istilah ini mengacu pada penurunan produktivitas dan kemampuan kerja kognitif yang terjadi setelah makan.
Meskipun sering dianggap remeh, kondisi ini memiliki dampak yang sangat berbahaya terutama untuk orang dengan pekerjaan yang berat ataupun pekerjaan di shift malam.
Penting untuk memahami fenomena ini agar penyebab, dampak, dan cara penanganannya dapat diketahui.
Artikel ini akan membahas tentang mekanisme bagaimana Food Coma dapat terjadi pada sebagian besar orang dan bagaimana diet yang baik untuk mencegah atau mengurangi keparahan dari fenomena ini.
Penemuan
Para ilmuwan telah menemukan mekanisme food coma yang konsisten melalui beberapa respons tubuh setelah makan.
1. Semakin banyak karbohidrat yang dimakan, semakin tinggi lonjakan gula dan insulin
Makanan tinggi karbohidrat, terutama yang berindeks glikemik tinggi seperti nasi putih, roti tawar, atau minuman manis, dapat meningkatkan gula darah dengan cepat.
Ketika gula darah melonjak, tubuh akan bekerja keras untuk menurunkannya kembali ke batas normal. Respons utama tubuh kita adalah mengeluarkan insulin dalam jumlah besar.
Penurunan ini seringkali membuat tubuh merasa lelah dan kurang bertenaga.
Selain itu, insulin yang meningkat dapat memengaruhi keseimbangan hormon serotonin di otak.
Serotonin merupakan hormon yang sangat berkaitan erat dengan perasaan rileks, tenang, dan nyaman.
Ketika insulin meningkat, asam amino tertentu lebih mudah masuk ke otak sehingga memicu produksi serotonin yang lebih tinggi.
Jika serotonin meningkat, tubuh akan semakin rileks. Inilah yang membuat seseorang mudah mengantuk setelah makan tinggi karbohidrat.
2. Semakin banyak lemak yang dimakan, semakin rileks tubuh
Makanan tinggi lemak, terutama lemak jenuh, seperti gorengan, santan pekat, atau fast food, merangsang pelepasan hormon kolesistokinin (CCK) dari usus halus.
Hormon CCK berperan dalam membantu proses pencernaan lemak sekaligus memberikan sinyal kenyang dan nyaman sehingga membuat tubuh menjadi rileks.
Selain itu, makanan tinggi lemak juga dapat mengaktifkan saraf vagus untuk mengirim pesan “tenang” ke otak.
Aktivasi saraf ini membuat tubuh menjadi rileks dan kewaspadaan menurun sehingga rasa kantuk setelah makan berisiko terjadi. Inilah mengapa makanan tinggi lemak, terutama jika dikombinasikan dengan karbohidrat yang tinggi, memperkuat rasa kantuk setelah makan.
3. Asupan energi yang tinggi meningkatkan risiko mengantuk di siang hari
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi energi yang tinggi dalam sehari lebih berisiko mengantuk di siang hari.
Efek ini tidak hanya muncul setelah makan besar, tetapi secara keseluruhan karena pola makan yang tinggi kalori.
Menariknya, efek ini tetap muncul sekalipun jenis makronutrien, seperti proporsi karbohidrat, protein, dan lemaknya sudah dikontrol.
Dapat disimpulkan bahwa jumlah energi itu sendiri tetap menjadi salah satu faktor yang memicu food coma.
4. Porsi besar di malam hari berdampak pada kualitas tidur dan rasa kantuk keesokan hari
Porsi besar di malam hari membuat tubuh lebih lama untuk sibuk mencerna makanan, padahal seharusnya tubuh sudah memasuki fase istirahat.
Jika saluran pencernaan tubuh masih harus bekerja di malam hari, kualitas tidur dapat menurun. Kurangnya tidur yang efektif bisa meningkatkan rasa lelah atau kantuk di keesokan harinya.
Jadi, efek food coma tidak hanya berbicara soal kuantitas makanan, tetapi juga jam makan.
Manfaat atau implikasi
Food Coma, atau rasa kantuk pasca makan, dapat berdampak besar pada produktivitas seseorang. Dengan mengetahui dan memahami jenis makanan apa saja yang memicu rasa kantuk, kita bisa mengantisipasi terjadinya hal tersebut.
Salah satu dampak yang perlu diwaspadai dari rasa kantuk adalah penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini bisa berbahaya bagi beberapa pekerjaan tertentu, misalnya pengemudi.
Untuk menjaga tubuh tetap waspada, pemilihan makanan menjadi salah satu kunci penting. Proporsi makanan harus diperhatikan dengan baik.
Makanan yang rendah kalori dan tinggi protein lebih dianjurkan agar energi tetap stabil dan tidak memicu rasa kantuk yang berlebihan. Konsumsi lemak juga sebaiknya dikurangi. Hindari juga konsumsi porsi yang berlebih.
Dengan memilih makanan yang tepat dan porsi yang tidak berlebih, resiko mengantuk setelah makan dapat dikurangi, sehingga produktivitas tetap terjaga.
Terakhir, batasi juga waktu makan, terutama saat makan malam. Waktu makan malam sebaiknya dilakukan dua hingga tiga jam sebelum tidur, idealnya sekitar pukul enam sore.
Makan malam dua hingga tiga jam sebelum tidur juga dapat memberikan sistem pencernaan waktu lebih banyak untuk menjalankan fungsinya. Hasilnya, tidur di malam hari akan terasa lebih nyenyak dan berkualitas.
KESIMPULAN dan penutup
Rasa kantuk setelah makan ternyata bukan kebetulan belaka. Penelitian menunjukkan bahwa jenis dan jumlah makanan yang kita pilih dapat mendatangkan dua hasil yang saling bertolak belakang, semakin berenergi dan siap beraktifitas kembali atau justru terperosok dalam food coma.
Kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat dan lemak dapat memicu lonjakan gula darah dan hormon tertentu yang membuat tubuh merasa rileks.
Adapun porsi makan yang besar dapat memperlambat aliran energi ke otak sehingga rasa kantuk muncul.
Fenomena food coma bisa dikendalikan dengan mengatur proporsi makanan yang sesuai dan menghindari porsi yang berlebih terutama sebelum beraktivitas kembali sehingga dapat membantu tubuh tetap waspada.
Walaupun hal ini terlihat sepele, memberikan perhatian pada apa dan seberapa banyak yang kita makan dapat membuat perbedaan besar pada produktivitas sehari-hari.
Melalui pembahasan food coma, kita dapat semakin mengerti bahwa makanan tidak hanya tentang kebutuhan, tetapi juga kualitas hidup.
Jadi, anda dapat mempertimbangkan dulu sebelum memesan sepiring besar nasi padang dengan santan khasnya atau seporsi mie jumbo ditambah nasi putih di jam kerja.
Pilihan yang tepat bisa membuat sisa hari Anda tetap bertenaga, tanpa harus bertarung dengan rasa kantuk. Kendalikan hari dengan mengendalikan makanan. ***
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Nasional3 minggu agoHuang De Wei 黃德維, Asisten Pribadi Alm. The Ning King untuk Kegiatan Mandarin
-
Pledoi4 minggu agoPledoi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Saya Tidak Korupsi Tapi Ada Kriminalisasi Aksi Korporasi
-
Vonis2 minggu agoMantan Dirut PT ASDP Ira Puspadewi Divonis Bersalah
-
Saksi4 minggu agoKepala Departemen Pembiayaan Syariah LPEI Kamaruzzaman Kembali Diperiksa KPK


You must be logged in to post a comment Login