Connect with us

Internasional

Tempuh Ribuan Kilometer, Bhiku Tudong Akhiri Ziarah di Borobudur

Puluhan bhiku Tudong asal Thailand akhirnya menuntaskan perjalanan spiritual mereka sejauh 2.800 kilometer dengan berjalan kaki dari Kota Bangkok menuju Candi Borobudur

Published

on

Bhiku Tudong berjalan 2800 km dari Thailand ke Borobudur (dok)
.Rangkaian Tudong Thailand-Indonesia Menyatu dalam Spirit Borobudur, Disambut Hangat Wamen Parekraf Irene Umar

Magelang, pantausidang – Puluhan bhiku Tudong asal Thailand akhirnya menuntaskan perjalanan spiritual mereka sejauh 2.800 kilometer dengan berjalan kaki dari Kota Bangkok menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Para bhiku tersebut menginjakkan kaki di pelataran Candi Borobudur pada Sabtu (10/5/2025) sore. Sambutan hangat oleh para bhiku dari berbagai sangha serta Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Irene Umar.

Tradisi “Tudong” merupakan praktik ziarah spiritual umat Buddha dengan berjalan kaki melintasi jarak jauh tanpa kendaraan, sebagai bentuk pengendalian diri, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap alam semesta.

Perjalanan dari Bangkok ke Borobudur ini telah berlangsung selama hampir tiga bulan dan menarik perhatian masyarakat lintas negara.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf), Irene Umar, yang turut menyambut kedatangan para bhiku, mengapresiasi kedisiplinan dan semangat mereka dalam menempuh perjalanan spiritual lintas batas negara.

“Kehadiran para bhiku Tudong ini bukan hanya memperkuat nilai-nilai spiritual lintas negara, tetapi juga menunjukkan potensi Borobudur sebagai pusat spiritual dunia yang terbuka, damai, dan penuh toleransi,” ujarnya.

Irene juga menilai kegiatan ini memberi dampak positif terhadap pariwisata berbasis spiritual yang makin jadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pemerintah, menurutnya, akan terus mendukung kegiatan-kegiatan lintas budaya dan lintas iman yang bersifat damai dan konstruktif.

“Tudong bukan hanya soal perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati. Ini adalah momentum baik untuk memperkenalkan Indonesia, khususnya Borobudur sebagai tujuan wisata spiritual kelas dunia,” ucapnya.

Selain Wamen Parekraf, sejumlah bhiku dari berbagai sangha di Indonesia turut hadir dalam penyambutan ini.

Prosesi sederhana dengan pembacaan paritta dan pemberian dana menjadi simbol pertemuan budaya spiritual yang damai dan penuh penghormatan.

Perjalanan para bhiku Tudong ini dimulai sejak Februari 2025 dan melintasi beberapa negara ASEAN sebelum tiba di Indonesia.

Candi Borobudur menjadi destinasi penutup, sekaligus tempat kontemplasi terakhir mereka sebelum kembali ke negara asal.

Latar Belakang Tradisi Tudong

Tudong adalah praktik spiritual kuno dalam tradisi Theravāda Buddhisme, terutama di wilayah Asia Tenggara seperti Thailand, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Kata “tudong” berasal dari bahasa Pali “dhutanga”, yang berarti “latihan keras” atau “askesis”, yaitu serangkaian praktik untuk memperkuat disiplin, melepaskan keterikatan duniawi, dan melatih kesabaran serta ketabahan.

Dalam pelaksanaannya, para bhiku (biksu) melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki tanpa kendaraan. Jadi hanya membawa perlengkapan dasar seperti jubah, mangkuk derma (patta), dan selimut.

Mereka biasanya tidak menetap lama di satu tempat, tidur di hutan atau tempat terbuka, dan bergantung pada derma dari masyarakat sekitar untuk makan dan kebutuhan harian.

Tudong bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan batin. Para bhiku melewati berbagai tantangan alam dan sosial sebagai bentuk latihan untuk mengatasi keinginan, rasa lelah, dan ego.

Selama perjalanan, mereka menjaga sila (moralitas), meditasi, dan kesadaran penuh dalam setiap langkah.

Tradisi ini juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi. Dalam konteks lintas negara, seperti perjalanan dari Thailand ke Borobudur ini, Tudong menjadi simbol persaudaraan, perdamaian, dan pertukaran nilai spiritual antarbangsa.*** (Red)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Advertisement

Facebook

Tag

Trending