Connect with us

Nasional

13 Asosiasi Tolak RUU Haji&Umrah, Ekonomi Umat Terancam

Published

on

Asosiasi penyelenggara Haji dan Umroh

Firman menyatakan, PIHU menyoroti empat isu utama yang harus dikawal. Pertama, kuota haji khusus minimal 8 persen. Menurutnya, pembatasan maksimal 8 persen membuat ketidakpastian bagi 144.771 jamaah yang saat ini mengantre haji khusus.

“Mereka mencontohkan negara lain seperti Turki (40 persen kuota dikelola swasta) hingga Bangladesh (93 persen),” tuturnya.

Kedua, mereka menolak legalisasi umrah dan haji mandiri. Asosiasi menilai, hal itu dikhawatirkan membuka celah penipuan dan mengalirkan devisa ke luar negeri, sekaligus mematikan peran pelaku resmi.

Ketiga, libatkan asosiasi sebagai mitra strategis. Firman menuturkan bahwa Asosiasi disebut sebagai “mata dan telinga” negara dalam menjaga kualitas layanan, akreditasi, dan perlindungan jamaah.

“Keempat, atur upgrade layanan reguler ke khusus. Memberi jalur resmi bagi jamaah yang ingin meningkatkan layanan tanpa mengganggu antrean reguler, sekaligus meringankan beban subsidi pemerintah,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Tim 13 Asosiasi ini terdiri dari Amphuri, Ampuh, Ashuri, Asphirasi, Asphuri, Asphurindo, ATTMI, Bersathu, Gaphura, Himpuh, Kesthuri, Mutiara Haji, dan Sapuhi. Mereka mewakili ribuan PPIU/PIHK di seluruh Indonesia. *** (AAY)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Laman: 1 2

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Advertisement

Facebook

Coaching Clinic KUHP by Forwaka

Tag

Trending