Connect with us

Nasional

Jejak Bisnis Surjanto memasarkan Teh Botol Sosro

saya berpikir keras untuk solusi bisa jualan teh botol sosro di jalanan. Dari situ, terpikir ide untuk bikin payung dan box

Published

on

Karena pada saat itu, Tanri Abeng juga sempat khawatir dengan kekurangan tenaga manager di Indonesia.

“Setelah reputasi saya naik karena peningkatan bisnis teh botol, banyak yang undang saya sebagai pembicara di berbagai seminar bisnis. Permanin gelar seminar, dengan harga tiketnya 200 USD per peserta. Ternyata, antusiasnya sangat tinggi. Semua kursi di ruang seminar di hotel Mandarin (Jl. MH Thamrin Menteng) penuh. Tapi panitia tidak mendokumentasikan kegiatan seminar tersebut,” kata alumni Sekolah Pahoa Mangga Besar (sekolah Tiong Hoa pertama yang berdiri pada zaman kolonial Belanda)

Salah satu materinya yakni penerapan strategi harga untuk penjualan teh botol. Karena asosiasi industry minuman ringan saat itu juga sempat mau menyepakati harga yang hampir sama. Tapi ia menolak karena strategi harga teh botol terbukti efektif. Sekitar tahun 1974, angka penjualan semakin meningkat. Hampir setiap hari, pemilik toko dan agen minuman antri di pabrik teh botol di daerah Cakung Jakarta Timur. Mereka minta jatah, bahkan ada yang sempat suap untuk bisa mendapat jatah lebih banyak.

“Ada agen yang bawa buah-buahan, kue untuk kami. Dia minta jatah 100 – 200 krat untuk dijual kembali. Dia mengaku untung besar. strategi harga efektif karena untung kami lebih banyak dibanding pesaing, seperti coca cola,” kata Surjanto kepada pantausidang di ruang kerjanya diWisma Mitra Sunter. *** Liu.

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Laman: 1 2

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Facebook

Tag

Trending