Connect with us

Daerah

Menyelaraskan Aspek Sosial, Komersial Kasih Ibu untuk Terapi Anak Autis

Published

on

Jakarta, pantausidang – Yayasan Sekolah Khusus Kasih Ibu berupaya tidak melulu mengedepankan aspek komersial, sebaliknya juga membangun nilai sosial pada kegiatan pengelolaan sekolah berkebutuhan khusus, terutama siswa autis.

Penyeimbangan antara nilai sosial dan komersial dibutuhkan, kendatipun semakin banyak orang tua terutama di Jakarta Barat mengirim anak-anak berkebutuhan khusus ke pusat-pusat terapi termasuk Kasih Ibu di Jl. Krendang Selatan, Tambora.

“Sejak Kasih Ibu berdiri tahun 2022, kami belum mau promosi. sebaliknya, from mouth to mouth, banyak orang tua yang tahu kredibilitas para pengajar kami,” ketua yayasan Kasih Ibu dan Bhakti Utama, Arifin Tanzil atau Chen Chao Kang mengatakan kepada Redaksi.

Siswa autis, adalah individu yang mengalami gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku.

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan bahasa, berinteraksi dengan orang lain, serta mengalami sensitivitas yang tinggi terhadap rangsangan sensoris.

Terapis Kasih Ibu, selama ini menangani empat jenis siswa berkebutuhan khusus, (yakni) autis, speech delay  (keterlambatan bicara), keterbelakangan mental dan hiperaktif.

Dari ketiga jenis, siswa autis yang paling banyak. Atensi orang tua terhadap anak yang berkebutuhan khusus sangat kentara. karena baru dua tahun berdiri, ternyata jumlah siswa meningkat sampai enam kali lipat.

“Pertama kali Kasih Ibu dibuka, hanya ada lima siswa. tapi seiring waktu, sekarang ini ada 35 siswa. Kami juga selektif, tidak langsung menerima siswa,” kata Arifin Tanzil.

Pertimbangan untuk selektif, terutama kondisi siswa. ada beberapa anak yang kadang sering ngamuk, bahkan mata gelap. ada juga siswa yang tenaganya jauh lebih besar daripada gurunya.

Hal ini sangat memberatkan, terutama kegiatan terapis. kalau siswa tersebut ngamuk dan mata gelap, hal ini bisa berdampak pada siswa lain. kendatipun gedung Kasih Ibu agak remote, dan tidak frontal dengan jalan utama Krendang Raya dengan kepadatan lalu lintasnya, tapi perlu antisipasi juga.

“Tidak ada batas usia (siswa) sebatas guru masih bisa atasi. tapi ada beberapa kasus, anaknya mata gelap. kami juga tidak bisa terus-terusan memberi terapi,” kata Arifin Tanzil. *** (Liu)

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Facebook

Tag

Trending