Ragam
Melewati Masa Berat Usaha Pengalengan Ikan Sarden
Almarhum Tjipto Soejarwo (pendiri usaha pengalengan ikan) harus buka pasar. Freight forwarding sangat penting karena pengiriman ke luar pulau,
Pantausidang, Jakarta – Pada masa yang mungkin agak berat bagi dunia bisnis, usaha perdagangan pioneer industri pengalengan ikan sarden di Muncar, Banyuwangi Jawa Timur, yakni membuka pasar baru di luar pulau dan luar kota.
Sebagaimana kegiatan produksi berlangsung di Muncar, perusahaan harus menggunakan jasa freight forwarding untuk distribusi dan pemasaran ikan kaleng di luar pulau dan luar kota.
“Almarhum Papi saya, pak Tjipto Soejarwo (pendiri usaha pengalengan ikan) harus buka pasar. Freight forwarding sangat penting karena pengiriman ke luar pulau, terutama Kalimantan, Sumatera. Dulu, pengiriman (barang) masih sangat susah,” Direktur PT Sumber Yalasamudera (usaha ikan sarden di Muncar) David Wijaya mengatakan kepada Redaksi.
52 tahun perjalanan PT Sumber Yalasamudra menjadi produsen sarden (sardines), fish meal, fish oil dan usaha pengolahan berbahan baku ikan, dan sudah beberapa kali jatuh bangun sampai akhirnya terus merambah pasar ekspor.
Mendiang Jiang Yi Jung yang pertama kali membangun usaha pengolahan, cikal bakalnya PT Sumber Yalasamudra. Setelah meninggal, perusahaan diteruskan kepada anaknya, yakni Tjipto Soedjarwo Tjoek.
“Pak Tjipto Soejarwo bekerja lebih keras untuk buka pasar dan distribusi sampai ke beberapa kota di Kalimantan, Sumatera. Ia buka kantor forwarding di Tanjung Priok karena dekat pelabuhan.”
“Ia bolak balik (Muncar – Jakarta) dari tahun 1972 – 1983 karena harus tetap mengawasi pasokan ikan di Muncar,” kata David Wijaya yang merupakan putra ketiga almarhum Tjipto Soejarwo.
Berkat kerja keras terutama usaha forwarding nya, perusahaan berhasil ekspor ke Taiwan, Timur Tengah, Afrika pada tahun 1985. Agent pemasaran di Arab Saudi.
Tjipto Soejarwo harus tangani langsung berbagai pekerjaan termasuk pengiriman trucking, gudang, pemasaran di Sumatera, Lampung, Palembang, Pematang Siantar. Kalimantan, Sampit, Pontianak.
“Pusat di Sampit (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur). Tahun 1980-an, proses produksi masih manual sampai perlahan-lahan mulai otomatisasi.
Proses produksi sudah menggunakan conveyor belt, pemotongan ikan, cutting , pencucian, pengisian ikan, pemasakan awal, pengisian saus sampai bagian pengepakan secara otomatis dan mekanis,” kata alumni program S2 Woodbury University’s MBA program , California Amerika.
Selain itu, ada juga masalah buruh pabrik yang beberapa kali terkena provokasi oleh oknum. Kendatipun pada saat itu, pengetahuan mengenai ketenagakerjaan belum maksimal, Tjipto Soejarwo berani mengambil tindakan yang tegas terhadap oknum buruh tersebut.
Karena terbukti memprovokasi buruh lain, perusahaan pun terpaksa mem-PHK (pemutusan hubungan kerja) yang bersangkutan. “Banyak yang di-PHK karena sering ‘teriak-teriak’ dan bikin keributan.
Waktu ada gejolak buruh, saya masih kecil dan belum bantu operasional. Gajinya (pekerja PT Sumber Yalasamudera) kecil, tapi setiap hari ada pekerjaan.
Kalau pabrik/perusahaan lain, kalau tidak ada stok ikan, buruh dirumahkan. Perusahaan kami bisa menyediakan pekerjaan lain misalkan membersihkan pabrik, kaleng.
Kami tidak pernah meliburkan buruh. Karena aktivitas dan unit usahanya banyak, dari sarden sampai tepung ikan. Bahkan sejak tahun 2002, kami mulai buka cold storage dan tambak udang,” kata David Wijaya.*** Liu
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Daerah4 minggu ago
Sinergitas Pusat Daerah Transisi Suksesi Kepemimpinan
-
Ragam4 minggu ago
Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan IAW ke KPK dan 7 Lembaga Lainnya: Dugaan Manipulasi Data Riwayat Pendidikan Muncul
-
Nasional1 minggu ago
Road Show Cagub dan Cawagub Jawa Tengah Andika Hendi ke Kabupaten Blora, Kunjungi Posko Relawan SAH Blora
-
Penyidikan2 minggu ago
Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra Klarifikasi Pernyataan Boyamin Saiman Terkait Kasus Sisminbakum