Nasional
Pendekatan Bisnis APPAKSI untuk Pemenuhan Kebutuhan Pasar

“Yang banyak, anggota APPAKSI kelola alat untuk earthmoving atau pekerjaan tanah seperti proyek-proyek di IKN (ibu kota negara di Kalimantan Timur). Kami perlu pengembangan strategi, prospek bisnis para anggota dengan berbagai jenis alat berat yang dimiliki,” kata Gatot Sudjito.
Sementara ini, para anggota APPAKSI mengupayakan peningkatan kompetensi operator alat berat dengan jalan sendiri-sendiri. Untuk operator tower crane dengan skala besar, misalkan 400-ton lifting capacity, ada anggota yang mempekerjakan ahlinya dari luar negeri.
Ahlinya memberi pelatihan kepada operator asal Indonesia sampai bisa terampil. Tapi untuk skala kecil, misalkan 250-ton lifting capacity, SDM APPAKSI rata-rata sudah punya kompetensi.
“Yang juga menjadi perhatian pemerintah, yakni safety (keselamatan) para operator alat berat. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (disingkat Ditjen Binwasnaker & K3) Kementerian Tenaga Kerja.”
“Tapi pembinaannya harusnya ranah Kementerian PUPR (pekerjaan umum dan perumahan rakyat) sehingga bisa bersinergi juga dengan program kerja APPAKSI. Sampai sekarang, alat berat tipe besar belum terjangkau. Karena agen tunggalnya lebih dominan jual produk dengan terlebih dahulu training tenaga kerja/SDM operator,” ujar Gatot Sudjito. *** Liu
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Ragam4 minggu ago
Pesan Waisak 2025 VPDS, Umat Beragama Jangan Kejar Kemenangan Semu
-
Saksi3 minggu ago
Sidang Kredit Fiktif: Rp57 Miliar Lenyap di Unit BRI Menteng Kecil
-
Saksi3 minggu ago
Bobol Kredit Fiktif, Terdakwa Mengaku Kuasai Ratusan PIN ATM BRI
-
Tuntutan3 minggu ago
Ahmad Taufik dan Siti Fatimah Korupsi APD Covid-19, Negara Rugi Rp319 Miliar