Indept
Jejak Dugaan Keterlibatan Politikus PDIP Herman Herry di Kasus Korupsi Bansos Covid-19 yang Ditangani KPK
Data Perusahaan Pembuka Tabir
Ivo Wongkaren, PT Satria Mega Kencana Tbk, dan Dwimukti Group menjadi pembuka tabir. Dari hasil penelusuran dan data/dokumen yang diperoleh Tim Pantausidang, Herman Herry Adranacus adalah pendiri PT Satria Mega Kencana Tbk pada 2004, dengan jabatan sebagai Komisaris Utama. Selain itu, Herman juga menjadi Komisaris Dwimukti Group sejak 1994 sekaligus CEO/pemilik Dwimukti Group kurun 1995–2004. Salah satu anak usaha Dwimukti Group yaitu PT Dwimukti Graha Elektrindo.
Dalam dokumen profil singkat PT Dwimukti Graha Elektrindo yang diperoleh Tim Pantausidang dari pangkalan data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kementerian Hukum dan HAM dengan surat keputusan pengesahan tertanggal 28 September 2022, tercantum Komisaris PT Dwimukti Graha Elektrindo adalah Vonny Kristiani dan Direktur perusahaan dijabat oleh Stevano Rizki Adranacus (kepemilikan 1.390 lembar saham dengan nilai Rp1,39 miliar). Vonny tak lain adalah istri Herman Herry Adranacus dan Stevano adalah anaknya yang juga politikus PDIP.
Pada dokumen tersebut juga tercatat, pemilik saham mayoritas adalah PT Sungai Mas Internasional sejumlah 137.610 lembar saham dengan nilai Rp137,61 miliar. PT Dwimukti Graha Elektrindo maupun PT Sungai Mas Internasional beralamat di Jalan Panglima Polim (Panglima Polim Raya) Nomor 28, Jakarta Selatan.
Dari data lain terungkap, PT Sungai Mas Internasional merupakan anak usaha (subholding) Sungai Mas Group. Pada laman resmi Sungai Mas Group yang diakses beberapa kali oleh Tim Pantausidang termasuk diakses ulang pada pukul 23.50 WIB, Jumat (2/8/2023), tercatat Chairman dan CEO Sungai Mas Group adalah “Stevano R. Adranacus”. Sungai Mas Group beralamat di Jalan Panglima Polim Nomor 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sungai Mas Group juga membawahi/mengelola beberapa Sotis Hotel (Hotel Sotis) di Jakarta dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada laman ini juga terpampang, PT Satria Mega Kencana Tbk sebagai bagian dari Sungai Mas Group.
Berdasarkan data laporan kepemilikan saham PT Satria Mega Kencana Tbk per Desember 2018, tercatat Herman Herry Adranacus dan Stevano Rizki Adranacus menjadi pemegang saham pengendali. Herman mengapit kepemilikan 260 juta lembar saham (26%) dengan nilai Rp26 miliar dan Stevano memiliki 240 juta lembar saham (24%) dengan nilai Rp24 miliar serta Vonny Kristiani punya 99 juta lembar saham (9,9%) dengan nilai Rp9,9 miliar dan anak Herman-Vonny yaitu Cindy Angelina Adranacus punya 1 juta lembar saham (0,10%) dengan nilai Rp100 juta.
Pada dokumen PT Satria Mega Kencana Tbk tersebut, tertera perusahaan beralamat di Wisma Dwimukti, Jalan Panglima Polim Nomor 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam struktur manajemen PT Satria Mega Kencana Tbk per Desember 2018, Herman menjabat Komisaris Utama, Cindy sebagai Komisaris, Ivo Wongkaren menjabat Direktur Utama, Stevano sebagai Direktur, saudara dari Herman yakni Floreta Tane juga menjadi Direktur, dan Roni Ramdani sebagai Direktur Independen.
Data lain menunjukkan, setelah menjadi Direktur Utama PT Satria Mega Kencana Tbk, Ivo Wongkaren kemudian menjabat sebagai Komisaris perusahaan pada 22 Juli 2020 untuk masa jabatan hingga 30 Juni 2023. Tetapi pada Agustus 2021, Ivo resmi mengundurkan diri dari posisi Komisaris. Pengunduran diri ini telah disetujui para pemegang saham dan/atau yang mewakili pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tertanggal 24 Agustus 2021.
Berikutnya, berdasarkan laporan posisi keuangan konsolidasian PT Satria Mega Kencana Tbk dan entitas anak per 30 September 2023 dan 31 Desember 2022, termaktub bahwa Herman Herry Adranacus dan Stevano Rizki Adranacus tetap menjadi pemegang saham pengendali serta Vonny Kristiani dan Cindy Angelina Adranacus juga tetap menjadi pemegang saham. Jumlah kepemilikan, persentase, dan nilai saham masing-masing juga tetap sama.
Pada 31 Desember 2022, Herman Herry masih tercatat sebagai Komisaris Utama PT Satria Mega Kencana Tbk. Tetapi per 30 September 2023, posisi Herman digantikan oleh Stevano Rizki Adranacus yang sebelumnya 31 Desember 2022 masih sebagai Direktur Utama. Selain itu, per 30 September 2023 dan 31 Desember 2022, Floreta Tane menjabat sebagai Direktur.
PT Satria Mega Kencana Tbk juga memiliki relasi bisnis dengan PT Dwimukti Graha Elektrindo. PT Dwimukti Graha Elektrindo pun berada di bawah pengendali yang sama dengan PT Satria Mega Kencana Tbk.
Pada Surat Pernyataan Direksi bertarikh 30 November 2023 yang diteken Martinelly selaku Direktur Utama dan Floreta Tane selaku Direktur atas nama dan mewakili Direksi PT Satria Mega Kencana Tbk, tertulis alamat kantor perusahaan berada di Jalan Panglima Polim Raya Nomor 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sementara itu, berdasarkan informasi di laman resmi PT Satria Mega Kencana Tbk yang diakses Tim Pantausidang pada pukul 17.27 WIB Sabtu (3/8/2024), tertera perusahaan ini beralamat di Senayan City, Lantai 9 Panin Tower, Jalan Asia Afrika Lot 19, Jakarta Pusat.
Jumat sore (2/8/2024), Tim Pantausidang telah menghubungi Herman Herry Adranacus melalui pesan singkat via WhatsApp dengan mengirimkan gambaran umum disertai tujuh pertanyaan. Gambaran umum itu termasuk ringkasan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan perkara terpidana mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara di Pengadilan Tipikor Jakarta. Detail fakta-fakta tersebut, bisa disimak pada isi berita ini pada subjudul di bawah nanti.
Tujuh pertanyaan yang terkirim kepada Herman Herry mencakup di antaranya bagaimana Herman menyikapi pemanggilan yang dilakukan oleh penyidik KPK untuk pemeriksaannya, pemeriksaan yang telah dilakukan penyidik terhadap anaknya yakni Stevano Rizki Adranacus dan saudaranya yaitu Floreta Tane, dan pemanggilan yang dilakukan oleh penyidik untuk pemeriksaan istrinya yaitu Vonny Kristiani; dan apakah benar atau tidak Herman diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan bansos Presiden terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek di Kemensos pada tahun 2020 maupun dalam kasus bansos sembako Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek di Kemensos pada tahun 2020 sebagaimana fakta-fakta sidang perkara terpidana Juliari Peter Batubara.
Pertanyaan berikutnya, apakah benar Herman adalah pemilik PT Dwimukti Graha Elektrindo, Dwimukti Group, PT Satria Mega Kencana Tbk, Sungai Mas Group, dan PT Sungai Mas Internasional (anak usaha/subholding Sungai Mas Group) termasuk memiliki saham di perusahaan-perusahaan tersebut; apakah Herman kenal atau tidak dengan Ivo Wongkaren yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Satria Mega Kencana Tbk dan Direktur di Dwimukti Group; hingga apakah benar fakta-fakta sidang perkara terpidana Juliari dan bagaimana tanggapan Herman atas fakta-fakta sidang tersebut.
Herman Herry membalas pesan singkat via WhatsApp itu pada pukul 15.57 WIB Jumat sore (2/8/2024). Tetapi dia tidak mau menjawab tujuh pertanyaan tersebut.
“Saya tidak punya kewajiban menjawab kamu ya, tanya aja ke Jubir KPK, pasti lebih lengkap jawabannya,” kata Herman dalam pesan singkat via WhatsApp.
Mengutip pemberitaan tempo.co, Herman Hery membenarkan memang ada kontrak antara PT Dwimukti Graha Elektrindo dengan PT Anomali Lumbung Artha yang merupakan salah satu penyedia bansos Covid-19. Tetapi, menurut Herman, kontrak tersebut adalah urusan bisnis belaka. “Kalau dirasa memang ada yang dilanggar, kan sudah diperiksa KPK, Dwimukti sudah digeledah juga,” ungkap Herman pada Januari 2021.
Lebih dari itu, Herman Hery membantah memperoleh jatah 7 juta paket bansos Covid-19 di Kemensos. “Itu hanya isapan jempol, harus ditanya dari mana datanya,” kilah Herman sebagaimana dikutip tempo.co dari Majalah Tempo edisi Maret 2021. “Selama menjadi anggota DPR sejak 2004, saya tidak pernah duduk sebagai pemilik perusahaan,” ujarnya.
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Dakwaan4 minggu ago
Kasus Emas Antam: Saksi Ungkap Budi Said Marah karena Merasa Ditipu Eksi Anggraini
-
Daerah4 minggu ago
Sinergitas Pusat Daerah Transisi Suksesi Kepemimpinan
-
Ragam4 minggu ago
Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan IAW ke KPK dan 7 Lembaga Lainnya: Dugaan Manipulasi Data Riwayat Pendidikan Muncul
-
Nasional1 minggu ago
Road Show Cagub dan Cawagub Jawa Tengah Andika Hendi ke Kabupaten Blora, Kunjungi Posko Relawan SAH Blora