Connect with us

Ragam

Kabar Duka, Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra Meninggal Dunia

Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra dikabarkan telah meninggal dunia sekitar pukul 11.30 di rumah sakit Serdang, Kuala Lumpur, Malaysia , Minggu (18/9/2022)

Published

on

Jenazah Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra tiba di tanah air. Foto: istimewa

 

Pendorong Transformasi PTKIN


Amany menjelaskan, sepanjang hidupnya Azra telah menorehkan banyak karya yang perlu diteladani semua pihak. Salah satunya, Azra melakukan perubahan penting dalam mendorong kemajuan kualitas pendidikan yang ditawarkan perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Sehingga bisa lebih kompetetif dan memberikan peluang bagi lulusan madrasah, pesantren, maupun sekolah lainnya dalam meraih cita-cita mereka.


Perubahan dimaksud adalah Azra mendorong transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berhasil beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 031 Tanggal 20 Mei 2002 sekaligus menempatkan UIN Jakarta sebagai PTKIN berstatus UIN pertama.

Melalui transformasi ini, UIN Jakarta selanjutnya bisa mengembangkan banyak fakultas dan program studi berbasis integrasi ilmu.

Hal ini ditandai dengan hadirnya fakultas-fakultas di era UIN seperti Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Kedokteran.

Meski demikian, UIN Jakarta terus memperkuat fakultas dan program studi berbasis keislaman era IAIN Jakarta. Diantaranya, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiyah.

Tidak hanya mendorong pengembangan UIN Jakarta sendiri, transformasi ini pada akhirnya menginspirasi sejumlah PTKIN lain untuk berubah dari STAIN atau IAIN menjadi UIN.

Kini terdapat 29 PTKIN dengan status UIN dengan bertambahnya empat UIN di tahun 2022, yaitu UIN Mahmud Yunus Batusangkar, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, dan UIN Salatiga.

Sebagai akademisi, Prof Azyumardi Azra merupakan salah satu Guru Besar Sejarah Islam di UIN Jakarta. Selain mengajar di Fakultas Adab dan Humaniora, ia juga tercatat mengajar dan membimbing mahasiswa program doktor di Program Doktor Pengkajian Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta.

Cendekiawan muslim Indonesia itu, juga tercatat pernah diundang menjadi pengajar di sejumlah perguruan tinggi dunia seperti Oxford Centre for Islamic Studies, Universitas Oxford, Inggris, termasuk menjadi menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia.

Sebagai seorang guru besar sejarah, kepakarannya di bidang sejarah Islam telah menempatkannya sebagai ahli sejarah Islam kawasan Asia Tenggara yang sangat berpengaruh.

Disertasinya yang berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries, belakangan diterbitkan menjadi Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII,

Menginspirasi para sarjana untuk menekuni studi sejarah Islam dan masyarakat Muslim di kawasan Nusantara.

Sepanjang hayatnya, Azra juga dikenal sebagai seorang akademisi produktif meski disibukkan dengan berbagai aktivitas mengajar, ceramah, membimbing mahasiswa program doktor.

Di sisi lain, ia menerbitkan puluhan artikel dan buku yang terbit di berbagai jurnal dan penerbit terkemuka dalam dan luar negeri. Analisis dan pandangannya yang tajam dan kritis atas berbagai isu sosial kontemporer rutin dimuat di berbagai media massa nasional.

Atas kiprah akademik dan sosialnya yang luar biasa, Azra tercatat menerima banyak penghargaan dari berbagai institusi dalam dan luar negeri.

Diantaranya, penghargaan sebagai Penulis Paling Produktif dari Penerbit Mizan (2002), Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2017), Order of Rising Sun: Gold and Silver Star dari Kaisar Jepang (2017),

Dan yang paling utama penghargaan Commander of the Most Excellent Order of the British Empire(CBE) dari Kerajaan Britania Raya (2010). ***AAG/Red

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Laman: 1 2

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Facebook

Tag

Trending