Ragam
Toasebio potensial dijadikan icon pecinan Glodok
Ornamen pada struktur Toasebio kelihatan sekali, yakni konstruksi kayu dengan ukiran langgam leluhur Tionghoa.

Tahun 1997, banjir besar melanda Jakarta. Tahun 2002, banjir lebih parah dan puncaknya pada 2007. Wihara tutup karena banjir, (kondisinya) terendam beberapa hari. Genangan air dimana-mana, drainase tersumbat.
Pertemuan pengurus dengan Dadang Solihin pada 19 Maret 2021. Setelah survey, akan ada tim evaluasi terhadap penilaian serta penetapan Toasebio sebagai icon Pecinan Glodok.
Selain ada juga pengurus gedung Chandra Naya, mengarahkan Dadang Solihin ke Toasebio. Saat itu, Dadang Solihin yakin Toasebio masih original. Pada bagian belakang Toasebio, ada Hiolo Konco (nomor 3).
Ada juga prasasti batu, kolam mbah Said (penunggu sumur di belakang). Bahkan, pengurus masih menyimpan satu, dua batang kayu yang panjangnya hampir 8 meter.
Dua batang kayu tersebut disimpan di gudang. Tentunya kayu jati, yang ditemukan pada saat pembangunan gedung tambahan di bagian belakang. Rumah di belakang Toasebio, yang sekarang menjadi gedung tambahannya.
Proses pembangunan berlangsung sekitar tiga tahun. Peresmian Tahun 2010. Toasebio layak dijadikan icon Pecinan Glodok.*** Liu
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Saksi3 minggu ago
KPK Periksa Bos Indofood Terkait Korupsi Bansos Covid-19
-
Video4 minggu ago
Hakim: Korupsi Antam Tanggung Jawab Direksi
-
Vonis3 minggu ago
Perkara Korupsi APD, Dirut PT PPM Dihukum Uang Pengganti Rp224 Miliar
-
Gugatan6 hari ago
Tergugat Laporkan Hakim PN Rantau ke KY Soal Sengketa Lahan di Tapin