Opini
Kurikulum Cinta Jadi Roh Pendidikan Transformatif Ala Nasaruddin Umar
Harapan besar Kurikulum Berbasis Cinta ini hadir memiliki potensi besar untuk mengubah wajah manis pendidikan yang ada di Indonesia
Oleh:Prof. Dr. H. Andi Salman Maggalatung, S.H. M.H.
*Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Tenaga Ahli Menteri Agama RI*
Kurikulum berbasis cinta mengarusutamakan bagaimana cinta menjadi spirit dalam dunia Pendidikan di Indonesia dapat tumbuh dengan pola pikir yang inklusif dan mampu memandang perbedaan sebagai bagian dari keragaman dan kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dirawat.
Kurikulum berbasis cinta merupakan sebuah gagasan inovatif dalam dunia pendidikan yang digagas oleh Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. Konsep ini menyoroti pentingnya nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan kedamaian dalam proses pembelajaran.
Kurikulum Cinta bertujuan untuk menumbuh kembangkan atau melahirkan generasi muda yang memiliki karakter mulia, mampu menghargai sebuah perbedaan berdasarkan cinta, dan berkontribusi positif bagi masyarakat yang plural atau yang beragam.
Pendidikan Transformatif Ala Nasaruddin Umar
Dalam era kepemimpinannya, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. sebagai Menteri Agama Republik Indonesia menyampaikan konsep baru kurikulum yang akan digagas pada pendidikan di lingkup Kementerian Agama,
yakni mempromosikan dan mengarusutamakan bagaimana cinta menjadi spirit dalam sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya di dunia pendidikan.
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. meyakini bahwa semua agama mengajarkan cinta kasih dan kebaikan bagi umatnya. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan.
Dalam berbagai kesempatan Imam Besar Mesjid Negara-Istiqlal ini meyakini betul bahwa, semakin dekat dan sadar penganut agama terhadap ajaran agamanya masing-masing, maka dunia ini akan damai dan sejuk, yang boleh jadi mungkin negara tidak memerlukan lagi polisi.
Fenomena Global
Tantangan ke depan adalah bagaimana mengkonsolidasi ajaran agama kepada masyarakat secara mendalam, Gagasan berlian ini lahir dari pengalaman hidup sebagai ulama, tokoh agama, Imam Besar Istiqlal, dan juga sebagai akademisi.
Kegelisahan Rektor PTIQ ini terhadap dua fenomena global yang melilit serta merusak tatanan cinta dan kasih. Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Dalam konteks filosofi, cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih saying, maka Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia.
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. yang merupakan anak kampung dari Desa Ujung Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang saat ini bagian dari Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Agama terdengar serius mengkampanyekan ide kurikulum berbasis cintanya untuk memberikan warnah kesejukan dimuka bumi Indonesia tercinta.
Yang paling fenomenal dan tidak akan terlupakan oleh sejarah peradaban dunia, adalah ciuman Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. selaku Imam Besar Mesjid Istiqlal pada kening Paus Fransikus yang berbalas dengan ciuman Paus pada tangannya.
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Dakwaan4 minggu ago
Eks Dirut Dapen Bukit Asam Akui Beli Emas Rp9 Miliar
-
Tersangka4 minggu ago
KPK Tahan Eks Dirut PT Taspen
-
Saksi4 minggu ago
Dirut PT Pacific Sekuritas Indonesia Edy Soetrisno Diperiksa KPK Soal Kasus Korupsi PT Taspen
-
Tersangka3 minggu ago
KPK Sita Barang Bukti Kasus Taspen Senilai Rp.20 Miliar