Internasional
Soal Tarif AS, Indonesia Ambil Langkah Proaktif Kirim Proposal

Jakarta, pantausidang – Pemerintah Indonesia bergerak cepat menanggapi kebijakan tarif resiprokal yang baru-baru ini diumumkan oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Melalui pendekatan proaktif dan diplomasi intensif, Indonesia menawarkan proposal kerja sama dagang yang bersifat menyeluruh dan adil kepada pemerintah AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemerintah telah mengirimkan surat resmi kepada otoritas Amerika, seperti United States Trade Representative (USTR), Departemen Perdagangan AS (US Commerce), hingga Departemen Keuangan AS (US Treasury).
“Indonesia merespons cepat. Kita berkirim surat ke Pemerintah Amerika, dan reach out kita mendapat respons positif. Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan Amerika,” ujar Airlangga dalam forum Investor Daily Roundtable: Trump’s Trade Trap? yang digelar B Universe di The Westin Jakarta, Rabu (30/4).
Pemerintah memanfaatkan momentum ini untuk menguatkan posisinya sebagai early mover dalam skema negosiasi tarif dengan AS. Menko Airlangga menyebut bahwa respons cepat Indonesia memberi keuntungan strategis dalam arena diplomasi dagang global.
“Mereka menyebut Indonesia sebagai early mover. Kita menyampaikan usulan yang komprehensif dan diapresiasi oleh mereka. Ada sekitar 72 negara yang akan bernegosiasi dengan AS dalam waktu 90 hari. Jadi, kita harus punya keunikan yang menarik perhatian Amerika,” jelasnya.
Proposal Indonesia secara comprehensive and fair proposal, yang mencakup revitalisasi perjanjian dagang bilateral, termasuk kerangka Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) antara Indonesia dan AS serta antara ASEAN dan AS.
Pemerintah juga menekankan bahwa usulan ini bersifat dua arah, tidak sekadar merespons kebijakan AS, melainkan juga menyampaikan permintaan yang menguntungkan kedua belah pihak.
“Tidak hanya kita merespons, tapi juga mengajukan permintaan. Ini bukan komunikasi satu arah, melainkan untuk kebaikan perekonomian kedua negara,” kata Airlangga.
Seiring dengan penguatan hubungan dagang dengan AS, Indonesia juga fokus pada diversifikasi pasar ekspor. Menko Airlangga menyebut bahwa Eropa menjadi pasar strategis berikutnya, seiring dengan hampir selesainya proses Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA).
Kesepakatan ini berpeluang akan membuka peluang besar bagi produk ekspor unggulan nasional seperti tekstil, alas kaki, dan makanan.
Selain itu, langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah juga mencakup pembentukan dua satuan tugas khusus. Satgas Negosiasi, yang dipimpin langsung oleh Menko Airlangga, akan melibatkan seluruh kementerian dan lembaga terkait.
Sementara itu, Satgas Deregulasi bertugas menyederhanakan berbagai regulasi demi mendukung percepatan aksesi Indonesia ke OECD dan CPTPP.
“Arahan Bapak Presiden adalah agar ini menjadi kerja bersama, Indonesia Incorporated. Kita ingin dorong ekonomi nasional secara kolektif. Walaupun semua negara terkena dampak tarif, kita berharap ASEAN bisa menemukan antidote, layaknya vaksin saat pandemi Covid-19,” pungkas Airlangga.
Langkah diplomasi aktif yang dilakukan pemerintah mencerminkan kesiapan Indonesia menghadapi ketidakpastian global, sekaligus memperkuat posisi dalam peta perdagangan internasional yang semakin kompetitif. *** ( Red-sumber ekon.go.id)
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.