Ragam
Prioritas Mitigasi Iklim Nasional Dalam Konteks Polusi Udara dan Pembangunan Berkelanjutan

Perubahan iklim dapat menimbulkan risiko kesehatan dengan meningkatnya suhu dan cuaca ekstrem, seperti banjir dan kekeringan serta menyebabkan menurunnya produksi pertanian. Pemanasan iklim regional juga berdampak pada kesehatan dengan meningkatkan konsentrasi polutan udara luar ruangan dan dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon.
Dampak kesehatan dan lingkungan akibat polusi udara dan perubahan iklim tidak merata, khususnya penduduk yang berpenghasilan rendah dan menengah adalah yang paling rentan akibat paparan konsentrasi polusi dan perubahan iklim dengan terbatasnya pengelolaan dan adaptasi resiko ini. Pengaruh perubahan iklim seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir merupakan faktor penting bagi penduduk yang berpenghasilan rendah dan menengah yang dapat diperparah oleh kemiskinan, infrastruktur kurang memadai, dan ketergantungan yang tinggi pada sumber daya alam.
Penggunaan energi dianggap sebagai penyebab utama emisi gas rumah kaca dan polusi udara global, termasuk pemicu iklim berumur pendek seperti black carbon. Laporan energy outlook dunia tahun 2016 menyebutkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, hampir semua pertumbuhan global dalam permintaan energi, penggunaan bahan bakar fosil, dan emisi polusi udara yang terkait diproyeksikan terjadi dinegara berpenghasilan rendah dan menengah. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan penggunaan energi di negera berkembang sangat dipengaruhi oleh sejauh mana pertumbuhan meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat miskin.
Dampak kesehatan dan lingkungan akibat polusi udara dan perubahan iklim tidak merata, khususnya penduduk yang berpenghasilan rendah dan menengah adalah yang paling rentan akibat paparan konsentrasi polusi dan perubahan iklim dengan terbatasnya pengelolaan dan adaptasi resiko ini. Pengaruh perubahan iklim seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir merupakan faktor penting bagi penduduk yang berpenghasilan rendah dan menengah yang dapat diperparah oleh kemiskinan, infrastruktur kurang memadai, dan ketergantungan yang tinggi pada sumber daya alam.
Penggunaan energi dianggap sebagai penyebab utama emisi gas rumah kaca dan polusi udara global, termasuk pemicu iklim berumur pendek seperti black carbon. Laporan energy outlook dunia tahun 2016 menyebutkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, hampir semua pertumbuhan global dalam permintaan energi, penggunaan bahan bakar fosil, dan emisi polusi udara yang terkait diproyeksikan terjadi dinegara berpenghasilan rendah dan menengah. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan penggunaan energi di negera berkembang sangat dipengaruhi oleh sejauh mana pertumbuhan meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat miskin.
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
Continue Reading
-
Nasional2 hari ago
Kisruh Internal PT Pegadaian: Serikat Pekerja Ancam Gugat ke Pengadilan, Tuntut Kepatuhan pada PKB
-
Profil4 minggu ago
Kesekian Kalinya, Prof Satyanegara Menerima Penghargaan
-
Niaga7 hari ago
Agribisnis Indonesia dan Peluang Investasi Delegasi Hunan, China
-
Dakwaan4 minggu ago
Ahli Sebut Praktik Lebur Cap Antam Membuat Margin Antam Tipis