Niaga
Agribisnis Indonesia dan Peluang Investasi Delegasi Hunan, China

Jakarta, pantausidang – Perusahaan swasta agritech di Indonesia membuka peluang kerja sama, tidak hanya sebatas ekspor pupuk, organic soil treatment, tapi pengembangan sawah untuk meningkatkan produksi padi untuk menuju ketahanan pangan. Sebagaimana target pemerintah untuk produksi padi nasional tahun 2025 adalah 32 juta ton, dan untuk pengembangan sawah adalah 3 juta hektar sawah baru.
“Kami. (pelaku usaha agritech) ditarget produksi padi dengan membuka 3.000 hektare lahan persawahan di Kab. Lebak, Banten dan 2.000 hektar di Karawang, Jawa Barat. Keseluruhan, 5.000 hektar lahan sawah baru,” kata Devi Erna Rachmawati, dari agritech di Indonesia pada pertemuan dengan delegasi dept. of agriculture and rural affairs of Hunan Province di Jakarta.
Prospek penawaran kerjasama dengan rincian, investor bisa menikmati keuntungan Rp 15 juta per hektar, per satu kali tanam pagi. Satu tahun setara dengan tiga kali tanam. Hasil dari penanaman padi diserap diserap BUMN holding pangan yakni Bulog, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI.
Ketahanan Pangan
Wilmar Group sebagai perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang agribisnis juga akan menyerap padi. Cetak sawah merupakan program yang disiapkan pemerintah untuk memastikan ketahanan pangan dalam jangka panjang.
“Dari keuntungan Rp 15 juta (per hektar, per satu kali tanam), profit sharing 25 persen untuk investor. Kegiatan pertanaman tentunya dengan alat dan mesin, bantuan dari Kementerian Pertanian. Satu hektar menghasilkan 6-7 ton, tapi dengan menggunakan pupuk PT. Sterilyn,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pertanian.
Di tempat yang sama, perusahaan pemasok kopi dan rempah-rempah PT. Sumber Kurnia Alam (SKA) melihat trend konsumsi minum kopi di China, terutama factor peralihan generasi mudanya, dari budaya teh ke kopi. Trend konsumsi kopi di China diyakini, satu saat bisa menyalip Amerika dan Eropah, yang selama ini merupakan pasar konsumen kopi terbesar di dunia. Menurut Organisasi Kopi Internasional, Eropa mengonsumsi 54.065 kantong kopi seberat 60 kg pada tahun 2021 – menjadikannya pasar konsumen terbesar di dunia pada tahun itu.
“Kondisi di China, kemungkinan, (tingkat konsumsi) bisa satu gelas kopi per orang. Ke depannya, sangat mungkin tingkat konsumsi Amerika dan Eropah, kalah (disalib China). konsumsi dan pasar kopi terbesar di dunia, yang sekarang dipegang Amerika dan Eropah, bisa bergeser ke Asia,” kata CEO SKA, Stanley Adrian Soesilo saat presentasi di depan delegasi Hunan Province di kantor PT Nusaraya Business Services.

CEO perusahaan pemasok kopi dan rempah-rempah PT. Sumber Kurnia Alam (SKA), Stanley Adrian Soesilo (kanan) saat menerima souvenir dari ketua delegasi dept. of agriculture and rural affairs of Hunan Province
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Profil3 minggu ago
Kesekian Kalinya, Prof Satyanegara Menerima Penghargaan
-
Dakwaan3 minggu ago
Ahli Sebut Praktik Lebur Cap Antam Membuat Margin Antam Tipis
-
Saksi4 minggu ago
KPK Garap Direksi PT Mitra Buana Komputindo dan PT Visiland Dharma Sarana untuk Kasus INTI
-
Ragam2 minggu ago
Mengapresiasi Seni Gitar Klasik dengan Visi & Misi Berbeda