Connect with us

Ragam

Komut Trada Alam Minera Diminta Direktur Investasi Keuangan Asabri Bantu Selesaikan Krisis

Heru Hidayat ungkap carut marut Asabri dan diminta oleh pejabat BUMN tersebut untuk membantu permasalah jail beli saham

Pantausidang, Jakarta– Komisaris Utama PT Trada Alam Minera, Heru Hidayat sebut diminta Direktur Investasi dan Keuangan PT Asabri periode 2013-2019, Harry Setianto untuk membantu selesaikan krisis nilai saham milik Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) sedang turun drastis.

“Akhirnya, Pak Harry bilang, udah lah kalau barang (saham) mu mau balik, sekalian nih kita ada masalah, bisa tidak kita diskusi?,” kata Heru di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (1/12/2021).

Heru mengatakan, saat itu dia mendapat rekomendasi untuk membantu permasalahan sengkarut Asabri, saat menjadi saksi mahkota sekaligus terdakwa dalam perkara dugaan korupsi Asabri yang merugikan uang negara sebesar Rp 22,7 Triliun.

Awalnya Heru menagih barang saham IIKP dan sebagian saham kecil-kecilnya dari perusahaan sekuritas Bety sekitar Rp700 miliar.

Saat itu, dia memiliki hutang dengan Bety Halim senilai Rp100 miliar dengan jaminan saham-saham miliknya diberikan kepada Bety senilai Rp700 Miliar.

“Waktu saya mau melunasi sekitar tahun 2015-2016. Ini saya mau lunasin, barang saham saya mana? Nah, Bety tidak bisa mengembalikan barang saham saya. Bety menjawab, wah saya sudah jual barangnya ke Asabri,” terang Heru.

Atas hal itu, Heru menjadi marah kepada Bety karena saham-sahamnya dijual tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.

Kemudian, Heru menuturkan, bahwa Bety bukanlah orang yang jujur dalam berbisnis. Dia juga mengakui memiliki 12 rekening efek di perusahaan Bety yaitu, PT Millenium Sekuritas.

Selanjutnya, Heru menemui Bety untuk menemui pihak Asabri dengan tujuan sahamnya itu bisa kembali.

“Waktu itu saya dipertemukan dengan Pak Harry Setianto dan ada Bety juga. Nah, saya tanyakan (soal sahamnya). Pak Harry mengatakan, Lah ini sahamnya Asabri kok diminta bagaimana?,” tuturnya.

Kemudian, Heru menegaskan kepada Bety terkait penjualan sahamnya itu ke Asabri dan membuat surat pernyataan bahwa Bety memiliki hutang saham kepada Heru dan sebagian ada yang dijual.

“Nah, saya tanya ke Bety, “Hak mu apa kok jual saham saya ke Asabri?” Bety tidak bisa jawab. Akhirnya, saya marah kemudian saya paksa bikin surat pernyataan, dia hutang saham saya dan sebagian ada yang dijual. Jumlahnya komplit itu,” tambahnya.

Atas hal tersebut, kemudian Heru ditawarkan untuk membantu sengkarut Asabri. Lalu Heru menerangkan persoalan yang melanda Asabri yaitu krisis saham. Dimana saham- saham yang diperoleh Asabri mengalami penurunan yang sangat drastis seperti saham SUGI dan saham LCGP.

Kemudian, Harry mengajak Heru untuk membantu membenahi Asabri dengan jaminan saham Heru balik menjadi miliknya kembali.

“Akhirnya, Pak Harry bilang, udah lah kalau barang (saham) mu mau balik, sekalian nih kita ada masalah, bisa tidak kita diskusi?” ujar Heru.

Setelah itu, Heru diundang untuk menyelesaikan permasalahan dua saham tersebut dan banyak saham yang bermasalah. Menurut Heru saham yang paling fatal adalah saham SUGI dan LCGP.

“Kalau LCGP mengalami penurunan dari perolehan Asabri. Misalkan Asabri beli di 600 kemudian sahamnya turun ke 100 atau ke 150. Kalau SUGI dari 1000 ke 50 namanya auto reject, itu super bermasalah. Jadi untuk dijual saham SUGI sudah tidak bisa. Nah, kalau LCGP masih bisa dijual, tapi harganya turun kalau tidak salah 150 dari harga perolehan 600,” jelas Heru.

Kemudian, Heru pun meminta bantuan kepada temannya Piter Rasiman agar membeli saham-saham Asabri. Ternyata pembelian saham SUGI dan LCGP dilakukan atas nama pribadi atau perusahaan Piter Rasiman tanpa sepengetahuan Heru.

“Saya meminta tolong Piter dan penanggung jawabnya Piter. Dari situ, dua saham itu dibeli Piter dengan harga perolehan Asabri,” tukasnya.

Diketahui Betty Halim adalah tersangka berikutnya dalam kasus Asabri bersama dengan Edward Soeryadjaya. Betty selaku pemilik PT Sinergi Millenium Sekuritas (dulu PT Millenium Danatama Sekuritas), sedangkan putra almarhum Wiliam Soeyadjaya (founder Astra Internasional) tersebut selaku mantan Direktur Ortos Holding.

Keduanya merupakan terpidana perkara dana pensiun Pertamina dan tengah menjalani pidana penjara.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Facebook

Advertisement

Tag

Trending

Open chat
1
Butuh Bantuan?
Hello 👋
Ada yang bisa saya bantu?
Pantausidang.com