Ragam
IG untuk Bangun Jiwa Kebangsaan Generasi Muda Indonesia
Pantausidang, Jakarta – Brand Ambassador Indikasi Geografis (IG) Bara Pattiradjawane berupaya memperkuat jiwa kebangsaan terutama generasi muda melalui kebanggaan terhadap kekayaan sumber daya alam, termasuk produk perkebunan/pertanian ber-IG pada menu-menu dining di luar negeri, hasil dari produk perkebunan di Indonesia.
Termasuk menu Grilled Lamb (bagian iga domba dari pinggang yang dipanggang) dipotong-potong, tertera IG Muntok White Pepper (MWP) atau lada putih dari Muntok, Bangka Belitung (Babel).
“(Jiwa kebangsaan) generasi muda sekarang ini sudah luntur. Sepertinya tidak ada yang mereka bisa banggakan (dari Bangsa Indonesia), sebaliknya mereka bangga dengan K-Pop, Hollywood.”
“Itu boleh-boleh saja, tapi jangan melupakan, (sesungguhnya) negara ini sangat kaya,” kata Bara Pattiradjawane yang selama ini juga dikenal sebagai Chef (juru masak)
Melihat fenomena K-pop yang sering menjadi incaran, bahkan fans sering membludak datang ke lokasi untuk melihat idolanya tersebut.
Dari fenomena tersebut, Bara mengaku bertekad untuk melakukan kegiatan promosi IG, dan juru bicara petani yang hasil perkebunan/pertanian ber-IG, salah satunya MWP. Setiap ada kesempatan duduk dengan anak-anak muda, ia bercerita, bernarasai mengenai IG.
“Saya selalu bawa MWP ‘ …coba deh……..’ (kepada anak-anak muda). Bagi sebagian orang menilai lada ya lada, garam ya garam. Ada dua anak muda yang baru sadar, dan berkata ‘…..ternyata (rasa, aroma) MWP beda dengan lada yang digunakan ibu saya masak di dapur………’. Sekarang di dalam tasnya, dia bawa MWP kemana-mana, termasuk sedang travel ke luar kota, luar negeri,” kata Food & Flavour Developer Chef.
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
Tercatat, ada 121 produk yang secara nasional telah mendapat IG, atau sekitar 58% nya adalah produk perkebunan.
30 produk tersebut adalah MWP, Kopi Arabika (10 produk), Kopi Robusta (2 produk), Kopi Liberika (2 produk), Lada (2 produk), Cengkeh (2 produk), Kayu Manis (1 produk), Pala (2 produk), Teh (1 produk), Tembakau (3 produk), Gula Kelapa (1 produk), Vanili (1 produk), Minyak Nilam (1 produk) dan Mete (2 produk).
“Saya masak menu (makanan) vegetarian, kebetulan rendangnya rendang rempah dan jamur. Bumbunya, ada lada putih, biji pala Papua, garam dari gunung Krayan (Kalimantan Utara), kayu manis dari Kerinci (Jambi). Ini semua adalah produk IG dan semakin digemari. Termasuk lada putih dengan aroma dan cita rasanya,” kata Bara Pattiradjawane pada acara Talk Show SIAL InterFood 2022 di JIExpo Kemayoran
Di tempat berbeda, penggiat kuliner tradisional Susantina Purbojo mengaku sudah geluti pembuatan jajanan pasar atau kue basah sejak tahun 1980-an.
Ia menyimpan resep-resep yang dibuat kakek-neneknya semasa zaman kolonial Belanda masih tersimpan pada Buku ABC.
Tradisi kuliner unggulan Bogor juga dibarengi dengan kegiatan memasak hidangan dengan mutu terbaik.
Beberapa makanan lama seperti bika ambon, kue mangkok gula merah, talam pandan, kue bugis, kue cente manis, kue klepon, kue nagasari, talam hijau.
“Apa saja, kita bisa explore (Indonesian traditional snacks). Kue-kue lama, bisa digeluti untuk membangkitkan kenangan manis, masa kecil dan nostalgia.
Jargon ‘… the sweet taste of nostalgia ….’. Bubur sagu rangi, bagi orang-orang yang sudah berumur, sakit lambung, sangat pas untuk pemulihan,” kata Susanna yang juga icon Doea Tjangkir café/resto di Jl. Sawojajar kota Bogor, Jawa Barat.
Selain, bahan-bahan baku jajanan pasar Doea Tjangkir bisa membantu pemulihan diabetes, dengan kandungan kayu manisnya.
Menu jajanan pasar, kue basah ala Doea Tjangkir tetap commercial, sehingga tetap menjaga customer loyalty.
“Saya menjaga customer loyalty, kesinambungan di antara keberadaan, art and ambience. Ambience dibentuk karena pengunjung (Doea Tjangkir) memenuhi kebutuhan batiniah. Satu sama lain saling menghargai. Saya tangani operation, service, maintenance. saya terbiasa service, saya sadar, bahwa orang datang ke resto café, bukan hanya untuk makanan minuman, tapi suasana,” kata perempuan kelahiran tahun 1945 itu. *** Liu
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Ragam4 minggu ago
Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan IAW ke KPK dan 7 Lembaga Lainnya: Dugaan Manipulasi Data Riwayat Pendidikan Muncul
-
Nasional1 minggu ago
Road Show Cagub dan Cawagub Jawa Tengah Andika Hendi ke Kabupaten Blora, Kunjungi Posko Relawan SAH Blora
-
Penyidikan2 minggu ago
Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra Klarifikasi Pernyataan Boyamin Saiman Terkait Kasus Sisminbakum
-
Rilis4 minggu ago
MA Bentuk Tim Pemeriksa Terkait Kasus G Ronal Tannur