Daerah
Gedung Doea Tjangkir, Keunikan Gedung Tua di Bogor dipertahankan
Gedung-gedung peninggalan kolonial Belanda, (konstruksi) batu batanya lebih tebal, di atas rata-rata (desain) gedung modern. Gedung kami juga, konstruksi
Pantausidang, Bogor – Gedung tua Doea Tjangkir di Jl. Sawojajar, Pabaton Bogor Jawa Barat diyakini memiliki beberapa keunikan termasuk desain konstruksinya yang tidak ada sudut siku 90 derajat, sehingga ada sedikit kemiringan pada bangunan bagian depan – belakang.
Selain konstruksinya juga menggunakan batu bata, pasir dan kapur yang bisa menyerap lembab terutama dindingnya.
“Gedung-gedung peninggalan kolonial Belanda, (konstruksi) batu batanya lebih tebal, di atas rata-rata (desain) gedung modern. Gedung kami juga, konstruksi batu batanya lebih tebal dan besar. “
“Kalau gedung modern yang dibangun beberapa tahun belakangan ini, (konstruksi batu bata) lebih tipis, sehingga kurang kuat. Saya berusaha mempertahankan (keunikan),” pemilik Doea Tjangkir, Susan Purboyo mengatakan kepada Redaksi.
Arsitek dan pekerja gedung Doea Tjangkir sudah mengantisipasi kelembaban kota Bogor, yang relatif tinggi dibanding Jakarta dan sekitarnya.
Sehingga penggunaan kapur untuk konstruksi dinding sangat tepat. Gedung ini dibangun pada tahun 1924 oleh keluarga Tionghoa ternama asal Bogor.
Mereka adalah keluarga ‘Thung’ yang awalnya membangun gedung untuk tempat tinggal para anggota keluarganya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, gedung tersebut dijual kepada keluarga (Marga Tionghoa) ‘Poei’ atau Fang, yang salah satu anaknya adalah Susan Purboyo (Poei An Nio).
Tepatnya pada tahun 1980, Susan mulai menggunakan gedung tersebut untuk usaha salon.
“Gedung ini hebat dan saya sudah tes. Walaupun ada sedikit rembesan air pada (konstruksi) dinding karena lembab, tapi tidak mengurangi kekuatan.
“ Sehingga kualitas akustik ruangan juga terjaga. Karena setiap weekend, ada beberapa komunitas termasuk manula (manusia usia lanjut) nyanyi dan dansa,” kata perempuan kelahiran tahun September 1945.
Pemkot Bogor melalui kantor Dinas Pemugaran mengalokasikan dana untuk setiap kegiatan perbaikan gedung tua, termasuk Doea Tjangkir.
Tapi standar operasional prosedur (SOP) gedung tua yang sudah masuk kategori cagar budaya seperti Doea Tjangkir tidak boleh dirombak (secara keseluruhan), hanya renovasi minor.
Pemugaran gedung cagar Budaya terutama tampak mukanya tidak boleh diubah kecuali ada izin khusus . Ada Undang Undang dan Peraturan Daerah yang menentukan kelangsungan cagar budaya. Renovasi minor, termasuk misalkan ada bagian dinding yang keropos.
“Pengecatan dengan warna yang sesuai kemauan pemilik, juga tidak dilarang. Penggantian ubin yang mungkin sudah aus juga diperbolehkan. Tapi sementara ini, kami belum ada rencana untuk perbaikan. Kalau mengajukan IMB (izin mendirikan bangunan), hal ini pasti ditanya petugas. Apalagi Doea Tjangkir sudah masuk daftar tujuan wisata, referensi Lonely Planet,” kata Susan.*** Liu.
Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.
-
Daerah4 minggu ago
Sinergitas Pusat Daerah Transisi Suksesi Kepemimpinan
-
Ragam4 minggu ago
Jaksa Agung ST Burhanuddin Dilaporkan IAW ke KPK dan 7 Lembaga Lainnya: Dugaan Manipulasi Data Riwayat Pendidikan Muncul
-
Nasional1 minggu ago
Road Show Cagub dan Cawagub Jawa Tengah Andika Hendi ke Kabupaten Blora, Kunjungi Posko Relawan SAH Blora
-
Rilis4 minggu ago
MA Bentuk Tim Pemeriksa Terkait Kasus G Ronal Tannur