Connect with us

Ragam

Bisnis pengalengan Ikan di Muncar lewati Tiga generasi

Tetapi bisnis kopinya hanya bertahan beberapa tahun saja. Usaha kornet terus berjalan, bahkan sampai buka pabrik baru di Kec. Muncar, Banyuwangi

Pendiri usaha pengalengan ikan, PT Sumber Yalasamudra, alm. Tjipto Soejarwo Tjoek

Pantausidang, Banyuwangi – Adagium mengenai bisnis keluarga, yang konon sangat sulit untuk bertahan melewati generasi ke generasi, tidak berlaku pada perusahaan pengalengan ikan di kec. Muncar, Banyuwangi Jawa Timur.

Perusahaan tersebut, PT Sumber Yalasamudera sudah diturunkan kepada cucu pendirinya, dan semakin ekspansi.

“Awalnya, almarhum kakek (Jiang Yi Jung) saya buka pabrik kopi mulai tahun 1965 sampai 1970. Lalu buka usaha pengalengan daging kornet tahun 1967 tapi home industry di Jl. Dinoyo (Kel/Ds. Keputran Kec. Tegalsari – Surabaya),” Direktur PT Sumber David Wijaya Tjoek mengatakan kepada Redaksi.

Tetapi bisnis kopinya hanya bertahan beberapa tahun saja. Usaha kornet terus berjalan, bahkan sampai buka pabrik baru di Kec. Muncar, Banyuwangi.

Tapi tahun 1970, bisnis usaha kornet beralih menjadi pengalengan ikan sarden. Hal tersebut atas pertimbangan bahwa Pelabuhan Muncar Banyuwangi, salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia.

Di Pelabuhan Muncar yang dapat disebut sebagai pasar perikanan tertua di Jawa Timur, dan merupakan yang terbesar di Pulau Jawa.

“Usaha kornet tutup, kakek dan Papi saya (Tjipto Soedjarwo Tjoek atau Jiang Yong Long focus pada bisnis pengalengan ikan. Skala usaha bukan lagi UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), tapi sudah buka pabrik. Bekas rumah yang dulu digunakan untuk usaha tetap ditempati saudara kami, (rumah) tidak dibongkar,” kata David Wijaya.

Bisnis-sumber-yala-samudera

PT Sumber Yala Samudera

57 tahun perjalanan bisnis PT Sumber, diversifikasi usahanya mencakup tambak udang, pengelolaan cold storage, fish meal, fish oil untuk pasar local dan ekspor. Alm. Jiang Yi Jung bersama kedua anaknya, termasuk Tjipto Soedjarwo yang terus meningkatkan kapasitas produksi ikan sarden untuk memenuhi pasar.

Setelah Jiang Yi Jung meninggal, Tjipto Soedjarwo Tjoek yang meneruskan. Setelah itu, estafet kepemimpinan perusahaan dilanjutkan kepada cucunya, atau generasi ke-3 yakni David Wijaya sampai sekarang. Ia awalnya dipercaya memimpin cold storage untuk bahan baku ikan.

Kakak saya (Widjaja Putra) disuruh memimpin pabrik air mineral di kec. Pandaan Pasuruan (sekitar satu jam dari Surabaya).

“Papi (alm. Tjipto Soedjarwo) tetap mau anaknya meneruskan usaha. Tetapi selama membimbing, Papi nggak pernah menghukum secara fisik kpd anak-anaknya. Kalau kita kerja, disiplin tumbuh langsung ada pada diri kita.”

foto-udara-pelabuhan-ikan

Foto Udara Pelabuhan Ikan


“Papi memberi kesempatan kepada anak-anaknya (Eko Waluyo Tjoek, Widjaja Putra Tjoek, dan David Wijaya) untuk berani mengambil keputusan. Itu hal yang paling kentara selama membimbing anak-anaknya,” kata David.


Ia juga tidak langsung bisa dipercaya memegang keseluruhan operasional perusahaan. Menjadi Dirut PT Sumber Yalasamudera) seperti sekarang juga bukan berarti ia tidak lagi turun ke lapangan. Ia mengaku masih terus belajar terutama kegiatan rutin pengepulan ikan dari supplier.

“Dari awal, saya belajar cari ikan dan langsung di tengah-tengah aktivitas nelayan Muncar. Tidak ujuk-ujung langsung menjadi direktur. Saya sampai sekarang masih terjun langsung temui nelayan, supplier, bahkan ikut membenahi koperasi nelayan,” kata David.

Hal yang mendorongnya untuk benahi management kepengurusan koperasi, karena perpanjangan tangan pemerintah kabupaten Banyuwangi.

Ketika ia pertama kali dipercaya, kondisi management koperasi sudah sangat berantakan. Nelayan yang sebetulnya bisa mendapatkan manfaat dari koperasi, tapi hasilnya nihil.

“Koperasi ini diharapkan (pemkab. Banyuwangi), salah satunya untuk penarikan retribusi TPI (tempat pelelangan ikan). Ada Perda (peraturan daerah) yang jadi pegangan. Saya sudah setahun coba benahi sampai sekarang. Hasilnya, ibaratnya dari yang awalnya nilainya D, sekarang menjadi B,” kata David Wijaya. *** Liu

Kritik saran kami terima untuk pengembangan konten kami. Jangan lupa subscribe dan like di Channel YouTube, Instagram dan Tik Tok. Terima kasih.

Facebook

Advertisement

Tag

Trending

×

Assalamualaikum wrb

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Hubungi Kami