Ragam
MMC Pastikan Penjelasan mengenai Komunikasi dengan Bupati Morotai sebelum Insiden

Pantausidang, Morotai – Direktur perusahaan budidaya mutiara dan ikan di kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara PT Morotai Marine Culture (MMC), Sutrisno Sukendy tidak menutup diri, sebaliknya intens membangun komunikasi yang baik dengan bupati Rusli Sibua (2011 – 2016) dan jajarannya.
Penjelasan sebelumnya melalui aplikasi WhatsApp dengan Redaksi, Sutrisno mengaku tidak sanggup komunikasi dengan Rusli Sibua.
“Tapi bukan berarti kami menutup diri. Kami sudah menjalin komunikasi dengan Rusli sejak masa kampanye Pilkada Pulau Morotai,” Sutrisno mengatakan kepada Redaksi melalui chat WhatsApp.

insiden perusakan dan penjarahan aset perusahaan budidaya mutiara dan ikan PT Morotai Marine Culture (MMC) tahun 2012 – 2013 yang silam
Kilas balik insiden perusakan dan penjarahan aset perusahaan budidaya mutiara dan ikan PT Morotai Marine Culture (MMC) tahun 2012 – 2013 yang silam, direkturnya melihat ada beberapa aspek yang menjadi pembelajaran untuk tidak terulang kembali.
“Sebetulnya, (komunikasi tidak efektif) bukan hanya kami yang tidak sanggup, perusahaan asal China dan Vietnam, dua duanya minggat pada November dan Desember 2011,” kata Sutrisno yang sehari-harinya beraktivitas di Surabaya, Jawa Timur.
Perjalanan karir Rusli pada pemerintahan hanya berlangsung 4 tahun. Karena pada pertengahan tahun 2015, Rusli harus menghadapi masalah hukum, setelah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar tahun 2011.
Dari video yang diterima Redaksi, kelihatan oknum massa sempat merangsek ke area kantor/lahan usaha budidaya mutiara dan ikan.
“(insiden) hari minggu, bukan hari kerja. Hari jumat, aparat satpol PP (pamong praja) sempat datang dan ditolak karyawan (MMC). Tapi karena tidak ingin terjadi korban, kami arahkan untuk jangan melakukan perlawanan kalau (satpol PP) datang lagi,” kata Sutrisno.
Aksi anarkis perusakan fasilitas, sarana prasarana produksi MMC di Pulau Ngelengele, Kecamatan Morotai Selatan Barat diduga, aktornya mantan bupati Pulau Morotai, provinsi Maluku Utara Rusli Sibua. Akibat kasus perusakan dan penjarahan fasilitas MMC, kerugian diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
“(bahkan) perusahaan China sempat mengadu kepada Komnas (komisi nasional) HAM (hak asasi manusia) atas intimidasi Rusli (bupati Morotai periode 2011 – 2015).”
“Akhirnya Rusli menutup paksa perusahaan China, Vietnam. (penutupan paksa) tidak lama setelah Rusli dilantik pada Juni/Juli 2011. Dia merecoki perusahaan China, Vietnam dan setelah itu (giliran) kami yang diancam,” kata Sutrisno.
Puluhan oknum warga yang dipimpin wakil bupati Wenny Paraisu melakukan pengrusakan dan penjarahan. Perkiraannya, titik kritis terjadi pada rentang waktu sekitar tiga hari sejak Rusli ‘todong’ kami cash (uang kontan) senilai Rp 10 miliar. MMC sempat berpikir dan berunding internal perusahaan dalam rentang waktu tiga hari.
“Kami sempat kaget. Begitu kami menyatakan tidak sanggup (memenuhi permintaan) cash Rp 10 miliar, tidak tunggu lama terjadi penjarahan, pengrusakan. Kami siap salah, tapi ada pembelajaran. (logikanya) tidak ada yang mampu berkomunikasi (efektif) dengan Rusli Sibua kalau tidak membayar (gratifikasi) Rp 10 miliar,” kata Sutrisno.*** Liu.
Ragam
Selebgram AP Tipu Teman Sendiri, Begini Kronologisnya

Pantausidang, Jakarta Barat – Selebgram AP alias Akbar tipu rekannya sendiri dengan modus pejualan mobil. Hasil penyelidikan, terungkap fakta bahwa mobil yang ditawarkan tidak pernah ada alias fiktif.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi menerangkan, AP alias Akbar menghubungi rekannya inisial AL alias Leo yang menjadi korban dalam kasus ini.
Saat itu, AL ditunjukkan foto-foto mobil Toyota Land Cruser dan Mercedes-Benz G-Class G63 ditunjukkan kepada kroban.
“Foto aja. (Mobil) tidak pernah ada alias fiktif,” kata Syahduddi saat konfrensi pers, Rabu (15/3/2023).
Syahduddi menerangkan, AP membujuk dengan iming-iming harga murah dan surat-surat lengkap supaya korban tertarik untuk membeli. Syahduddi mengatakan, korban mentransfer uang ke rekening atas nama Ajudan Pribadi alias Akbar.
Adapun, jumlahnya Rp 400 juta dan Rp 750 juta pada 6 Desember 2021 serta sisanya Rp 200 juta pada 14 Desember 2021.
“Itu bujuk rayu untuk menarik minat korban untuk bisa transfer uang dengan jual mobil harga murah. Padahal mobil tidak pernah ada,” katanya.
Kapolres menambahkan, pihanya turut menyita tangkapan layar di telepon genggam, print out mutasi rekening dan bukti transfer serta foto-foto mobil sebagai barang bukti.
“Sejauh ini, laporan baru satu orang yang menjadi korban. Dia adalah AL alias Leo. Korban baru satu yang melapor, sampai rilis korban baru 1. Pelaku dan korban ada hub pertemanan,” ujar dia.
AP ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penipuan. Berdasarkan hasil gelar perkara ditemukan dua alat bukti permulaan.
Kasus ini berawal saat Ajudan Pribadi menghubungi rekannya dengan maksud menawarkan dua unit mobil mewah yakni Toyota Land Cruser keluaran tahun 2019 seharga Rp 400 juta dan Mercedes-Benz G-Class G63 buatan tahun 2021 seharga Rp 950 Juta.
Saat itu, korban inisial AL alias Leo tertarik untuk membeli. Pembayaran dilakukan via rekening atas nama tersangka secara bertahap.
Adapun, korban mentransfer uang Rp 400 juta dan Rp 750 juta pada 6 Desember 2021 serta sisanya Rp 200 juta pada 14 Desember 2021.
“Setelah melakukan pembayaran ternyata mobil tak pernah ada,” ucap Kapolres Jakbar.
Syahduddi mengungkapkan, korban sendiri melalui penasihat hukum telah melakukan somasi terhadap Ajudan Pribadi. Namun, tak kunjung ditanggapi. Akhirnya, korban menempuh jalur hukum.
Menurutnya selama proses penyelidikan Ajudan Pribadi telah dipanggil sebanyak 2 kali. Namun, tak pernah memenuhi panggilan.
“Penyidik mengambil langkah dengan menerbitkan surat perintah membawa tersangka,” ujar dia.
Kepada penyidik, tersangka mengakui perbuatannya. Tersangka dijerat Pasal 378 KUHP dan 372 KUHP. “Ancaman pidana selama 4 tahun,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, selebgram akun instagram @Ajudan_pribadi als Akbar ditangkap terkait kasus dugaan penipuan dan penggelapan.
Korban dilaporkan mengalami kerugian hingga mencapai kurang lebih Rrp 1,3 miliar.
Kasat Reskim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Andri Kurniawan membenarkan adanya penangkapan selebgram berinisial A tersebut.
“Kita telah amankan 1 orang inisial A, yang bersangkutan adalah selebgram,” ujarnya, Selasa (14/3/2023)*** Jum (sumber Polres Metoe Jakarta Barat).
Ragam
Prof. Satyanegara Terus Kejar Keilmuan Genomics

Pantausidang, Jakarta – Dokter ahli bedah saraf senior di Indonesia Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS (K) mengaku terus mengejar, mempelajari Genomics atau bidang yang mempelajari genome, pemahaman mengenai suatu organisme bekerja, serta interaksi antar gen dan pengaruh lingkungan terhadapnya.
“Saya berusaha untuk terus mengejar (aplikasi medis, genomics), minimal (saya) mengenal dulu. Kemudian, (ada) satu pemikiran, satu view terhadap kemajuan ilmu kedokteran, khususnya genomics medicine,” ujar Satyanegara mengatakan kepada Redaksi di ruang kerjanya, Rumah Sakit Satya Negara, Sunter, Selasa (14/3/2023).
Genome adalah materi genetik yang menjadi cetak biru atau rancangan dari suatu mahluk hidup. Informasi ini diwariskan secara turun temurun dan tersimpan dalam DNA, atau pada beberapa jenis virus, dalam RNA. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran dan penyelikan terhadap genomics, perlu kegiatan riset yang sungguh-sungguh.
Ragam
Menjual Tanah Pemko Medan, Rosnani Siregar Minta Keadilan

Pantausidang, Medan – Perkara penipuan penjualan tanah Pemko Medan di kawasan Jalan Flamboyan (persisnya di jalan tembus ke Medan Permai dan Stella Raya-Kecamatan Medan Tuntungan) yang bergulir dan sudah dilaporkan ke Polrestabes Medan No: LP/1527/K/VIII/2021/SPKT Restabes Mean tanggal 6 Agustus 2021 dengan pelapor Rosnani Siregar, sampai hari ini masih terus bergulir dan dua orang telah ditetapkan tersangka dan sudah ditingkatkan menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO), yaitu atas nama E dan AM.
Rosnani Siregar melaporkan kedua tersangka karena telah melakukan penipuan dengan menjual tanah seluas 20 hektar dengan harga perjanjian Rp 1,2 Miliar. Tergiur dengan luas tanah strategis tersebut yang kemudian diketahui milik Pemko Medan, Rosnani Siregar membuat kesepakatan dihadapan akte notaris dan bersepakat membuat perjanjian jual beli. Rosnani Siregar mulai melakukan pembayaran secara bertahap dengan jangka waktu pelunasan selama 5 tahun.
“Sampai tersangka dilaporkan karena telah melakukan penipuan dan menjual tanah yang ternyata milik Pemko Medan, saya sudah melakukan pembayaran dengan menggunakan kwitansi dan sebagian ditransfer jumlahnya mencapai Rp 825 juta lebih, kalau dihitung dengan yang tidak menggunakan kwitansi sudah mencapai Rp 1 Miliar,” kata Rosnani Siregar saat melakukan konfrensi pers di Warkop Jurnalis Medan, Jalan H Agus Salim, Medan, Senin (6/3/2023).
Karena dilaporkan melakukan penipuan, lanjut Rosnani Siregar tersangka AM melakukan gugatan perdata kepada Rosnani Siregar karena dianggap telah melakukan wan prestasi dan sidangnya tinggal menunggu putusan Pengadilan.
“Rencananya, Rabu (8/3/2023) Pengadilan Negeri Medan akan membacakan putusan terkait perkara perdata ini. Terus terang, sampai hari ini tersangka AM yang saya laporkan tidak pernah hadir di persidangan, kami meminta keadilan kepada aparat penegak hukum agar dibukakan jalan kebenaran. Karena tanah yang diperjualbelikan ternyata tanah milik Pemko Medan,” tandas Rosnani Siregar.
Saat ditanya terkait awal mula kenapa tergiur membeli tanah tersebut, Rosnani Siregar menyampaikan bahwa kakak kandungnya sendiri yang membawa AM dan A menawarkan tanah tersebut dan menunjukkan lokasinya. Pada waktu itu, tanah yang ditunjuk tersangka ini belum ada plank yang bertuliskan bahwa tanah tersebut milik Pemko Medan.
“Setelah melakukan pembayaran beberapa kali, saya baru sadar kalau saya sudah ditipu oleh kakak kandung saya sendiri bersama AM dan E, lalu saya membuat laporan resmi ke Polrestabes Medan. Dan saya berharap pelaku diproses secara hukum agar tidak ada lagi korban lainnya yang tertipu,” pungkasnya.*** Diurnawan
You must be logged in to post a comment Login